Opini redaksi
Dewan Perwakilan Rakyat itu namanya sudah jelas: wakil rakyat. Kalau rakyat yang diwakili sudah kehilangan kepercayaan, bukankah seharusnya mereka sadar diri?
Lucu rasanya kalau masih ada anggota DPR yang mati-matian bertahan di kursinya padahal suara rakyat di bawah sudah lantang menolak. Bukankah kursi empuk itu bukan milik pribadi, tapi amanah rakyat?
Kalau rakyat sudah bilang “turun”, ya seharusnya turun. Jangan justru berlindung di balik aturan dan prosedur untuk mempertahankan jabatan. Apa artinya menyebut diri wakil rakyat kalau ujung-ujungnya hanya wakil kepentingan partai atau kelompok?
Malu dong, membawa nama wakil rakyat tapi sibuk mempertahankan kedudukan. Jangan sampai DPR berubah jadi singkatan lain: “Dewan Pertahankan Rente”.
Pada akhirnya, sejarah selalu mencatat: kekuasaan yang bertahan tanpa legitimasi rakyat, cepat atau lambat akan tumbang dengan sendirinya.