Oleh: Ikhlas
Kehadiran tokoh nasional seperti Kang Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda di Sulawesi Tenggara menumbuhkan harapan baru. Keduanya punya rekam jejak jelas: KDM dikenal pro rakyat kecil, sederhana, dan membenahi birokrasi, sementara Sherly selalu hadir mendampingi masyarakat, bahkan saat situasi sulit sekalipun.
Tetapi di tengah optimisme itu, Sulawesi Tenggara masih menyimpan banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Kasus PPPK siluman misalnya, hingga kini belum tuntas, bahkan menyeret nama istri Ketua Tim Sukses Gubernur yang tercatat lulus disalah satu dinas si Provinsi. Publik menunggu penjelasan dan tindakan tegas, bukan sekadar pembiaran.
Tak berhenti di sana, persoalan lain juga masih menggantung. Kasus Perusda Kolaka dan berbagai persoalan serupa memperlihatkan bahwa wajah birokrasi kita belum benar-benar bersih. Bahkan, baru-baru ini pedagang UMKM lokal digusur tanpa adanya relokasi, meninggalkan mereka tanpa tempat untuk mencari nafkah. Kasus seperti ini jelas bertentangan dengan klaim pemerintah yang pro rakyat kecil.
Jika Sultra ingin tampil sebagai poros UMKM nasional dan destinasi pariwisata yang dikenal luas, maka syarat utama adalah kepercayaan publik terhadap pemerintah. Kepercayaan itu hanya bisa tumbuh dari birokrasi yang jujur, transparan, dan berani menuntaskan kasus-kasus lama yang masih mengendap.
Rakyat Sultra menunggu pembuktian nyata. Karena Sultra maju bukan hanya dengan jargon besar, melainkan dengan keberanian menyelesaikan persoalan kecil yang selama ini diabaikan.
26 Agustus 2025
redaksi kasuaritv.com