Indonesia Berduka, Membara dan Bahkan Terbakar Dimana-mana, tetapi Kemana menghilangnya si FUFUFAFA ?

Indonesia Berduka, Membara dan Bahkan Terbakar Dimana-mana, tetapi Kemana menghilangnya si FUFUFAFA ?



 Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes 


Sudah hampir seminggu ini Bumi Pertiwi membara akibat terjadi Demonstrasi dan Kebakaran dimana-mana, mulai dari Jakarta, Bandung, Medan, Makassar, Jogja, Solo, Pekalongan hingga Mataram NTB dan beberapa kota lainnya. Dimulai dari Aksi Demontrasi pertama hari Senin 25 Agustus 2025 hingga saat Artikel ini ditulis, Minggu 31 Agustus 2025 kondisi meski berangsur kondusif, namun masih terdapat titik-titik "api" yang bisa saja siap membara bilamana peningkatan eskalasi kembali terjadi.


Sebenarnya demonstrasi yang awalnya dipicu oleh kebijakan DPR-RI (yang sangat jauh dari arti kata "bijak" didalammya tersebut) terjadi karena dinaikkannya secara signifikan Tunjangan berbagai fasilitas bagi Anggota DPR-RI yang meningkat sangat fantastis hingga diatas Seratus juta Rupiah (> Rp. 100.000.000,-)  per Anggota perbulannya. Tentu ketidakbijakan ini sangat mencederai masyarakat mengingat justru disisi rakyat terjadi tekanan hidup dalam bidang sosial-ekonomi akibat tingginya Pajak yang harus dibayarkan di semua sisi dan hal tersebut sangat mencekik kehidupannya.


Meski sehari setelah demonstrasi pertama itu Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan tunjangan itu hanya berlaku sampai Oktober 2025, namun hal tersebut tidak langsung menurunkan semangat rakyat yang bersuara kritis, apalagi diketahui uang tunjangan sudah diterima oleh para anggota DPR-RI semenjak Oktober 2024 lalu, alias telah berjalan hampir setahun lamanya. Lebih lanjut Dasco menjelaskan, uang Rp 50 juta per bulan tambahan selama satu tahun itu akan dipakai untuk kontrak rumah selama lima tahun atau selama periode 2024-2029. Dasco lalu berujar: "Ya mungkin memang penjelasannya kemarin kurang lengkap, kurang detail, sehingga menimbulkan polemik di masyarakat luas. Jadi memang karena anggarannya tidak cukup untuk diberikan sekaligus, sehingga diangsur selama setahun, itu juga untuk kepentingan kontrak rumah anggota DPR selama lima tahun." kata dia.


Dari Demo hari pertama ini saja, sejumlah laporan menyebutkan polisi telah menangkap sejumlah pelajar yang ikut demo di DPR seperti dilaporkan Tempo.co, hari pertama saja setidaknya sudah ada 10 pelajar yang ditangkap dan para pelajar itu masih berusia 17 tahun ke bawah, berdasarkan tahun kelahiran yang dicatat oleh Kepolisian Resor Metropolitan (Polres Metro) Jakarta Pusat. Bahkan menurut perkiraan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, ada 370 orang peserta demo 25 Agustus 2025 yang ditangkap polisi, seperti dilaporkan Tempo.co. LBH Jakarta bahkan menyebutkan, kondisi peserta demo hari pertama itu banyak yang terlihat mengalami luka-luka. Sampai Selasa 26 Agustus 2025 siang, polisi belum memberikan keterangan resmi tentang status pengunjuk rasa yang ditangkap.


Namun puncak kemarahan para pendemo sebenarnya terjadi pada hari Kamis, 27 Agustus 2025 saat sebuah peristiwa tragis menimpa driver ojek online (ojol), bernama Affan Kurniawan bin Zulkfli (21 tahun), yang tewas setelah terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis malam. Kronologi yang beredar di media sosial dan dikonfirmasi saksi mata menunjukkan Affan menjadi korban saat sedang mengantar pesanan dan Insiden ini terjadi saat unjuk rasa yang berpusat di Gedung DPR RI berujung ricuh dan dibubarkan oleh aparat, dimana terlihat sebuah mobil rantis Brimob melaju dengan kencang untuk membubarkan massa. Tanpa peduli dengan keadaan di sekitar, kendaraan itu menabrak dan melindas Affan yang saat itu berada di lokasi.


Selain ucapan duka mendalam, termasuk dari kami bertiga (RRT / Roy-Rismon-Tifa) secara khusus dengan mematikan lampu dan menyalakan lilin saat sebelum memulai Grand Launching Buku kado tercantik 80 tahun Indonesia Merdeka "Jokowi's White Paper" di Resto Larazeta, tindakan sangat simpatik dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto yang bahkan langsung mengunjungi rumah duka Alm. Affan Kurniawan di kawasan Blora, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat lalu. Prabowo bersama rombongan tiba di rumah duka sekitar pukul 21.40 WIB bersama dengan  Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya, Menko Polkam Budi Gunawan dan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.


Unikmya, mulai dari peristiwa seminggu terakhir diatas hingga hari ini, Presiden Prabowo tampak sendirian memimpin negara (meski didampingi penuh oleh jajarannya), namun tanpa didampingi oleh orang yang seharusnya berada disampingnya yakni sang Wapres Gibran Rakabuming Raka. Ada dimana sosok yang 99,9% sudah dipastikan sebagai Fufufafa itu seminggu terakhir ini? Kenapa samasekali tidak tampak batang hidungnya samasekali disaat negara sedang genting dan seharusnya memerlukan kekompakan alias Dwi-tunggal Presiden dan Wapresnya? Oleh sebab itu menjadi sangat aktual dan wajar jika Forum Purnawirawan Prajurit TNI kembali mendesak dan mengirimkan surat ke DPR-RI untuk pemakzulan Fufufafa.


Bahkan secara membagongkan, sebagaimana diposting di TikTok oleh akun @forensik14 sepanjang 6-menit 40-detik, Fufufafa ini malah sibuk dengan para Termul-nya yang bergabung dengan Gerombolan YouTube "Ceboker Nusantara" untuk memaki-maki (baca: memprovokasi) Anggota DPR bahkan juga menyerang kebijakan Presiden Prabowo setelah ada Abolisi dan Amnesti beberapa waktu lalu. Gerombolan ini sempat diterima di Istana Wapres dan bahkan sempat berencana didampingi JkW saat ke IKN, namun Gagal total karena JkW tidak jadi ikut kesana. Mereka adalah DJ Anak Jenderal / Jati Erna Sahara, Viki Himpong, Opung Parbellak, Bang Boy / Boyke Butar-butar, Khaerun Iman, Bang Bill / Taufiq Bilfaqih, Agri Fanani dan Blacker Majenang / Umron Rosyadi. Terkadang ada juga Ade Armando (CokroTV) dan Budhius Ma'ruf Piliang (Anak Sulung Mulyono) yang senada kontennya. Mereka sering juga disebut sebagai ODGJ / Orang Dekat Gibran Jokowi.


Hari ini saja (Minggu, 31 Agustus 2025) saat Presiden Prabowo menyampaikan Sikapnya atas situasi terakhir, beliau meski didampingi Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD Sutan Najamudin, Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Waketum PDemokrat Edhi Baskoro Yudhoyono, SekJen PKS Muhammad Kholid, Ketum PGolkar Bahlil Lahadalia, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PNasdem Surya Paloh, namun sekalilagi Fufufafa tak tampak batang hidungnya disana. Padahal disampaikan soal langkah tegas pencabutan Keanggotaan terhadap Anggota DPR dari Partai masing-masing yang melakukan statemen / tindakan keliru, Pencabutan beberapa kebijakan DPR-RI termasuk besaran Tunjangan Anggota DPR-RI juga Moratorium Kunjungan Kerja ke LN. Secara khusus Prabowo menyampaikan soal kebebasan perbedaan diatur dalam UN international Covinant on Civil and Political Rights Article 9 dan UU No 9 tahun 1998 tentanv Penyampaian aspirasi bisa dilakukan secara damai namun tidak anarkis, termasuk penjarahan.


Kesimpulannya, sebagaimana disampaikan juga sesaat setelah Sidang Kabinet Paripurna mendadak oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Samsoeddin yang didampingi Panglima TNI Agus Subiyanto, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Mendagri Tito Karnavian dan 3 Kepala Staf Angkatan (KSAD, KSAU, KSAL): Presiden saat ini tetap berada di Indonesia untuk merantau perkembangan situasi tanah air. Kemudian TNI dan Polri harus bekerja sama dan sama-sama bekerja, semua pelanggaran harua dilakukan penindakan hukum dengan tegas. BIN ditugaskan terus memantau situasi intelijen dan lapor ke Presiden pada kesempatan pertama, Mendagri mengendalikan pemerintahan daerah dan soliditas dengan pusat. Lucunya sekalilagi tidak tampak hadirnya Fufufafa dalam situasi krusial negara ini, Sungguh Terwelu. Oleh karena itu sudah benar gerakan dari SekBer Civil Society kemarin yang dengan tegas menyatakan #AdiliJkW dan #MakzulkanFufufafa


)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen - Jogja, Minggu, 31 Agustus 2025

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال