Corneles Syufi: Diitolak Tiga Suku, Staf Khusus Presiden Resmikan Pembukaan Musdat, Apa Kata Dunia

Corneles Syufi: Diitolak Tiga Suku, Staf Khusus Presiden Resmikan Pembukaan Musdat, Apa Kata Dunia

              
Tambrauw (KASTV) -  Menanggapi polemik masyarakat adat Corneles Syufi sangat berharap untuk persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan dan dengan restu adat Kabupaten Tambrauw.


Saat diwawancarai Cornel menyampaiakan selaku anak adat di Kabupaten Tambrauw saya turut prihatin dengan apa yang di alami masyarakat saat ini, dan masih perlu banyak pembenahan baik itu SDM dan adat, khususnya di Kabupaten Tambrauw.


"Masih perlu banyak pembenahan, Rumah untuk masyarakat adat belum waktunya untuk turun dan didirikan di tambrauw," jelasnya. Jumat, (20/1/2022)


Lanjut Cornel, Kabupaten Tambrauw berdiri pada tahun 2009 yang ditanda tangani oleh 5 suku, sehingga kabupaten hari ini bisa mulai besar, berkembang dan satu satunya kabupaten konservasi di Indonesia, banyaknya hasil alam tambrauw menjadi incaran semua pihak, sehingga kita perlu kekuatan adat untuk menjaga wilayah kita dari berbagai kepentingan yang sebentar mungkin bisa merusak alam kita.


Lima suku dikabupaten Tambrauw harus bersatu untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diharapkan datang di Kabupaten Tambrauw dan masih perlu banyak pembenahan baik itu penggelaran sidang  musyawarah adat diwilayah masing-masing atau lainya.


"Masih perlu banyak pembenahan, yang kemudian bersatu menjaga hutan Lestari Kabupaten Tambrauw," jelasnya


Mencekamnya persoalan Rumah Adat Lima suku di Kabupaten Tambrauw kini menjadi perbincangan Nasional, Ia juga menyampaikan agar persolan ini diselesaikan dalam ranah adat.


"Menurut saya untuk rumah besar 5 suku, belum layak untuk berdiri, mari kita selesaikan hal hal kecil dalam lingkup kesukuan yang kemudian mari kita bermusyawarah kembali untuk rumah besar 5 suku ini dan yang berhak duduk dan menduduki posisi itu para kepala kepala suku bukan diluar itu," tuturnya


Ditanya soal Staf Khusus Presiden RI resmikan Musyawarah di Tambrauw, Cornel sapaan akrabnya hanya tersenyum kecil.


"Ini urusan masyarakat adat Tambrauw tidak ada hubunganya dengan Kepresidenan, saya hanya memberi pertanyaan singkat untuk di renungkan dan kemudian di pertimbangkan dan mungkin juga bapak jokowi ikut menjawab pertanyaan ini silahkan," imbuhnya


"Pertanyaanya singkat, - Panitia di bangun oleh 4 suku, kemudian 3 suku menolak pelaksanaan musdat kerena masih banyak yang harus di benahi, apakah legal atau ilegal pelaksanaanya tampa restu 3 kepala suku.???, dan panitia ini mempanitiakan siapa dan rumah untuk suku mana..??

Hari ini di Resmikan Pembukaannya oleh orang orang berpendidikan tinggi, apa kata dunia," senyumnya


"Yaaa masyarakat hanya bisa menduga duga, ada apa dibalik ini semua, apakah karena emas Tambrauw atau Kejayaan Politik, sehingga keputusan adat yang benar, seakan tidak berarti, Ibarat Negeri Paman Sam, Senator Diwadahi adalah hal yang mustahil, tapi tidak di Kabupaten Tambrauw.," tutupnya (red)


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال