Opini: Demokrasi Kriminal Jegal-Menjegal Bisa Memicu Konflik

Opini: Demokrasi Kriminal Jegal-Menjegal Bisa Memicu Konflik


Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)


Anies Baswedan adalah satu dari beberapa tokoh nasional yang dianggap masyarakat luas pantas memimpin Indonesia. Di samping beberapa tokoh pejabat yang sering disebut media, tokoh nasional lainnya antara lain, Gatot Nurmantyo, Din Syamsuddin, Rizal Ramli, Erros Djarot, para pemimpin Muhammadiyah, para pemimpin NU, Habib Rizieq, Amin Rais, dan masih banyak lainnya.


Tetapi, calon pemimpin nasional tersebut sedang menghadapi demokrasi kriminal. Mereka terancam tidak bisa dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia. Hak konstitusi mereka, dan hak konstitusi rakyat yang ingin mencalonkan para tokoh nasional tersebut, dirampas oleh segelintir orang. Melalui undang-undang pemilu yang mewajibkan _presidential threshold_ 20 persen. Demokrasi kriminal ini dilindungi oleh Mahkamah Konstitusi. Semua uji materi kandas. 


Pada saatnya, para pendukung tokoh nasional tersebut yang dengan sengaja dijegal, dengan melanggar konstitusi, akan bisa marah, bisa sangat marah. Karena mereka hanya minta kompetisi yang adil. Kalah atau menang urusan belakangan, urusan kompetisi yang fair. Tidak ada satu alasan apapun yang boleh menjegal mereka, kecuali mereka tidak memenuhi syarat konstitusi.


Kemarahan masyarakat yang minta keadilan ini bisa berdampak sangat serius. Bisa memicu konflik. Semoga para petinggi partai politik, dan para hakim Mahkamah Konstitusi, menyadari bahaya ini.


Selamatkan Indonesia!!!

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال