![]() |
Yeli Yanti, S. Pd Guru PPKn MTsN Kota Sorong |
Artikel Pendidikan
Oleh: Yeli Yanti, S. Pd
Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri atas kompone-komponen yang saling terkait, saling mempengaruhi dan saling ketergantungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Hal ini sebagaimana termaktub pada Bab I SIKDIKNAS UU No. 20 Tahun 2003 tentang ketentuan umum pasal 1 ayat (3), bahwa:
"sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk. Mencapai tujuan pendidikan nasional".
Komponen pendidikan adalah semua bagian yang harus ada di dalam proses pendidikan. Semua komponen-komponen ini membentuk suatu keutuhan sehingga suatu sistem dapat disebut sebagai pendidikan. Dengan kata lain, komponen pendidikan merupakan kesatuan integral yang saling mengisi berupa unsur atau bagian-bagian yang membentuk keutuhan pendidikan.
Dalam proses pembelajaran terdapat komponen utama antara lain: Guru, peserta didik, tujuan, materi pelajaran, model pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, dan lain-lain. Komponen-komponen tersebut saling terkait, saling mempengaruhi dan saling kebergantungan. Sehingga, semua komponen harus saling mendukung dalam mencapai tujuan pembelajaran. Baik guru maupun peserta didik memiliki peran aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif dan kreatif merupakan aktivitas pembelajaran yang terfokus pada peserta didik.
Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, agar mampu menjadi guru yang profesional adalah dapat memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter peserta didik, serta memahami cara peserta didik belajar. Konsep dasar pembelajaran seperti itu dirumuskan pada Bab IV Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Proses Pendidikan pasal 19 (ayat 1) dikatakan bahwa:
“proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi pakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis siswa”.
Tugas guru dalam proses pembelajaran salah satunya adalah memberikan ilmu pengetahuan secara utuh kepada peserta didik, sehingga dalam proses pembelajaran menekankan pada keaktifan dan kreativitas peserta didik dalam perubahan perilaku dan kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara aspek afektif, kognitif serta psikomotorik, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Namun masih banyak permasalahan yang dihadapi dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, yakni masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran hampir pada setiap mata pelajaran sehingga potensi dan prestasi belajar peserta didik tergolong rendah. Buku yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik dalam materi pelajaran, penggunaan metode ceramah, kurangnya pengguasaan metode pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat (holistik), kurangnya penguasaan materi pembelajaran, penggunaan sarana dan prasarana yang kurang tepat, kurang memperhatikan kemampuan awal peserta didik serta kurangnya pelaksanaan evaluasi tiap akhir pembelajaran adalah merupakan faktor utama penyebab berkurangnya potensi dan kreativitas belajar peserta didik, sehingga proses pembelajaran tidak aktif bahkan kurang menarik dan sangat membosankan bagi peserta didik. Kondisi pembelajaran tersebut menyebabkan peserta didik tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik malas mencatat dan lebih memilih berbicara dengan temannya, akibatnya mereka melewatkan poin-poin penting dalam konsep yang sedang diajarkan.
Kondisi proses pembelajaran yang demikian diperlu adanya upaya dalam merubah metode pembelajaran dengan penggunaan salah satu komponen utama proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, yakni pemilihan model pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah dengan memilih menggunakan model pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing). Model pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing) adalah model pembelajaran yang fungsinya mengarahkan peserta didik membuat catatan yang sistematis terhadap pembelajaran yang sedang dihadapi dengan cara mengisi bagian yang kosong dari bagan, skema, formulir atau bentuk lainnya yang telah disiapkan guru.
Suprijono (2012:105) menyatakan bahwa metode pembelajaran yang menggunakan suatu bagan, skema (handout) sebagai media yang dapat membantu peserta didik dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah. Tujuan Model pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing) adalah agar metode ceramah yang dikembangkan oleh guru mendapat perhatian peserta didik, terutama pada kelas yang jumlah peserta didiknya cukup banyak.
Selain penggunaan model pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing) masih sangat jarang bahkan hampir tidak perna digunakan dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik tidak fokus pada saat proses pembelajaran berlangsung. Penggunaan model pembelajaran guided note taking (catatan terbimbing) juga dapat membuat peserta didik lebih konsentrasi serta aktif dan kreatif dari awal sampai akhir pembelajaran sehingga hasil belajar yang diharapkan tercapai dengan maksimal.
Daftar Pustaka:
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Permendiknas No.19 Tahun 2005 tentang Standar Proses Pendidikan