TAMBRAUW (KASTV)--Wacana pemekaran atau Daerah Otonom Baru (DOB) masih terus bergulir di Kabupaten Tambrauw. Pro dan kontra yang terus berkembang dimasyarakat mengakibatkan gesekan sehingga menimbulkan ketegangan di kalangan masyarakat Mpur, Kabupaten Tambrauw Papua Barat Daya.
Menangkap kondisi tersebut, Ketua Fraksi Nasdem DPRK Tambrauw yang juga putra asli Tambrauw, Yosep Airai, A.Md, merasa prihatin, dimana sebagian orang yang sibuk dengan DOB namun tidak melihat hal apa yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat Tambrauw.
Menurut Yosep Airai, masyarakat Tambrauw lebih menantikan realisasi visi misi bupati daripada pemekaran daerah otonomi baru (DOB). Karena pemekaran daerah, meskipun memiliki potensi manfaat seperti peningkatan pelayanan publik dan pemerataan pembangunan, seringkali dianggap sebagai isu yang lebih teknis dan birokratis, sementara visi misi bupati berkaitan langsung dengan kebutuhan sehari-hari dan harapan masyarakat akan kemajuan daerah.
Yosep Airai memandang realisasi visi misi Bupati sangat dinantikan karena akan berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, seperti peningkatan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Ia mengharapkan agar Bupati dapat menjawab kebutuhan mendesak masyarakat, seperti perbaikan jalan dan jembatan, penyediaan air bersih, atau lapangan pekerjaan. Lebih baik berfokus pada hasil nyata yang bisa dilihat dan dirasakan langsung ketimbang menjalani proses panjang pemekaran daerah
yang seringkali melibatkan isu-isu kompleks yang mengganggu stabilitas keamanan di Kabupaten Tambrauw.
"Saya berharap Bupati lebih fokus pada hal-hal yang menjadi kebutuhan mendasar rakyat Tambrauw ketimbang memikirkan keinginan intelektual Tambrauw, APBD Tambrauw yang sedikit ini mau buat selesaikan konflik atau mau pake bangun daerah"ujar Yosep Airai, Selasa 08/07/2025
Ia juga mengajak masyarakat Tambrauw, agar bersama mengawal Bupati Tambrauw menjalankan Visi Misi dan janji kampanye 2024 lalu, dan mrlalui media ini ia juga berpesan kepada intelektual Tambrauw agar jangan buat gesekan yang mengakibatkan konflik sehingga menghambat pembangunan.
"Untuk kalian para intelektual jangan lagi korbankan rakyat untuk ambisi dan kepentingan pribadi"pungkasnya.
(NR)