
Gerakan yang melibatkan penyisiran bantaran dan aliran sungai ini tak hanya fokus pada pembersihan sampah dan sedimentasi, tetapi juga menunjukkan kekuatan kolaborasi antara berbagai pihak. Unsur TNI dari Korem 084/Bhaskara Jaya, Kodim 0830/Surabaya, dan Kodim 0816 Sidoarjo turun langsung bersama perwakilan Pemerintah Daerah baik dari Provinsi Jawa Timur maupun Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, akademisi, hingga perwakilan dari pihak swasta dan Forum CSR.
Kepala Korem 084/Bhaskara Jaya (yang memimpin apel) menekankan pentingnya inisiatif preventif ini. "Gerakan ini bukan hanya seremonial, tetapi aksi nyata untuk melindungi masyarakat dari ancaman banjir. Sungai adalah urat nadi kota. Jika sungai bersih, aliran lancar, maka risiko genangan dapat kita minimalkan," tegasnya, menyoroti peran strategis Korem dalam mendukung program pembangunan dan kebencanaan di daerah.
Perwakilan BBWS Brantas (Kepala BBWS Brantas), misalnya, memberikan penekanan dari sudut pandang teknis.
"Normalisasi sungai harus dilakukan secara berkala. Kolaborasi dengan TNI dan masyarakat mempercepat proses ini, terutama dalam mengangkat sedimentasi dan sampah domestik yang sering menjadi pemicu utama penyumbatan. Kebersihan sungai adalah tanggung jawab kolektif," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menyoroti aspek edukasi.
Kegiatan ini menjadi sorotan karena daftar pejabat dan instansi yang terlibat sangat lengkap, mencerminkan komitmen holistik pemerintah daerah terhadap isu lingkungan dan banjir. Jajaran yang hadir meliputi:
Para Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur (Lingkungan Hidup, PU SDA, Sosial, BPBD, Perhubungan, Kominfo, Kebudayaan dan Pariwisata, Satpol PP).
Pejabat kunci dari tingkat Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Jawa.
Pejabat tingkat Kecamatan (Gayungan, Wonocolo, Waru) dan Kelurahan/Desa setempat, memastikan keterlibatan akar rumput.
Perwakilan perusahaan swasta besar (PT Wings Surya, PT Garuda Food, PT Tirta Fresindo Jaya) dan Forum CSR Jawa Timur, menandakan dukungan sektor privat.
Gerakan bersih-bersih Sungai Kemambang ini diharapkan menjadi standar operasional bersama yang berkelanjutan, memperkuat semangat gotong royong dan memastikan infrastruktur air di Surabaya dan sekitarnya siap menghadapi musim penghujan, mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan bebas banjir.