Sidoarjo || Kasuaritv.com - Minggu 13/7/2025 Ruang paripurna itu tak lagi utuh. Bangku kosong berbicara lebih lantang dari pidato yang dibacakan. Bukan karena tidak ada undangan, tapi karena mereka yang diamanahi suara rakyat, perlahan mengendap mundur dari medan pengambilan keputusan.
Yang hadir, hadir dengan ragu. Yang absen, diam tanpa penjelasan. Yang biasanya paling beringas dalam menyuarakan sikap, kini justru duduk tenang di kursi undangan, seakan tak ingin menjadi bagian dari kisah ini.
Ini bukan sekadar sidang biasa. Ini momen krusial, tempat prinsip diuji, tempat komitmen ditakar. Tapi yang tampak justru rombongan wakil rakyat yang tak hadir, atau hadir tapi enggan berdiri tegak. Sikap setengah hati ini seperti bayangan yang tak mau menyatu dengan tubuh: menggantung, abu-abu, dan menyesakkan.
Apakah begini kah wujud representasi rakyat yang sejati?
Ketika keputusan besar mesti diambil, justru wakil rakyat memilih diam atau menghilang?
Yang lebih mengkhawatirkan, bukan sekadar soal absen, tapi soal arah kompas moral. Apakah benar ada riak-riak perpecahan yang tak tampak di permukaan? Atau ini sekadar pertunjukan tarik-ulur politik yang menomorduakan amanat konstituen?
Dewan adalah medan kehormatan, bukan ruang kompromi diam-diam. Jika ada kegelisahan terhadap arah pemerintahan, maka sampaikan dengan terbuka. Jika ada perbedaan prinsip, maka utarakan dalam forum, bukan lewat kursi kosong dan gestur membisu.
Ketidaktegasan adalah racun paling halus dalam politik. Ia tak terlihat, tapi dampaknya mematikan: membuat rakyat hilang harapan, membuat lembaga kehilangan wibawa.
Sudah saatnya anggota dewan berhenti bermain dalam kabut. Rakyat tidak butuh drama senyap. Yang dibutuhkan adalah sikap. Jelas, tegas, dan terbuka. Sebab mandat yang diemban bukan untuk absen saat genting, tapi untuk berdiri ketika badai datang.
Paripurna adalah cermin. Dan yang tercermin kemarin adalah bayangan wakil rakyat yang mulai pudar komitmennya.
Waktunya mereka bertanya pada diri sendiri:
Masihkah mereka menjadi suara rakyat? Atau hanya sekadar pengisi nama di papan fraksi.
*Salam Hormat*
Penulis : Didik Karaeng