Pakar Sebut Tudingan Partai Demokrat Terkait Polemik Ijazah Jokowi sebagai "Isu Tidak Bermutu

Pakar Sebut Tudingan Partai Demokrat Terkait Polemik Ijazah Jokowi sebagai "Isu Tidak Bermutu


Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) DR. Jerry Massie MA, PhD


JAKARTA - Beredar isu belakangan muncul wacana mengenai keterlibatan salah satu partai politik dan tokoh berpengaruh dalam kasus dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo.


Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), menyatakan bahwa isu keterlibatan partai politik dalam kasus ijazah Jokowi kemungkinan besar dialamatkan ke Partai Demokrat. Ia menilai ini sebagai "garbage issue" atau isu tidak bermutu yang sengaja dihembuskan untuk memicu ketegangan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Presiden Prabowo Subianto.


Jerry menambahkan, tidak hanya AHY, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga ikut terseret dalam isu ini. Ia mencontohkan, para pendukung Jokowi bahkan mengenakan atribut berwarna biru—identik dengan Partai Demokrat—seperti pada acara reuni Fakultas Kehutanan UGM.


Menurut Jerry, Jokowi diduga sengaja menciptakan kegaduhan politik. Ia mengungkapkan, upaya Jokowi untuk mengambil alih Partai Demokrat melalui Moeldoko (eks Kepala KSP) telah lama berlangsung. Upaya serupa juga pernah dilakukan terhadap Partai Golkar, meski gagal. Bahkan, PDIP sempat diisukan akan diambil alih. Alih-alih berhasil, Jokowi akhirnya memilih bergabung dengan PSI, partai yang dikelola putranya, Kaesang Pangarep.


Setelah gagal dalam upaya mengambil alih Partai Demokrat, kini muncul narasi bahwa partai tersebut berada di balik kasus ijazah palsu Jokowi. Jerry membantah klaim Jokowi bahwa "orang kuat" yang dimaksud adalah Surya Paloh atau Zulkifli Hasan—yang partainya juga menggunakan warna biru.


Jerry, pakar politik lulusan American Global University (AGU), memperingatkan bahwa setelah Demokrat, akan ada pihak lain yang dijadikan kambing hitam. Ia menilai Jokowi mulai cemas karena kasus ini telah menarik perhatian lembaga internasional. Ia mendesak Prabowo untuk bersikap netral dan membiarkan proses hukum berjalan sebagaimana mestinya.


Isu ini dinilai sebagai bagian dari upaya pengalihan isu dan upaya memecah belah koalisi, khususnya antara Partai Demokrat dan pemerintahan Prabowo.

 

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال