Pesawaran, KASTV - 25 Juli 2025 – Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang dibangun Pemerintah Kabupaten Pesawaran pada tahun 2022 kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, hingga kini manfaat proyek bernilai miliaran rupiah tersebut belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat, terutama di wilayah Kecamatan Kedondong dan sekitarnya.
Ketidakpuasan warga memuncak pada aksi unjuk rasa yang digelar di depan kantor Kejaksaan Negeri Pesawaran, Senin (14/7/2025). Dalam aksi tersebut, massa menuntut pengusutan tuntas terhadap dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan proyek SPAM yang didanai Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun anggaran 2022.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Perumda PDAM Pesawaran, Heri Kurniawansyah, SH, menyatakan pihaknya terbuka terhadap kritik dan aspirasi masyarakat. Ia mengakui bahwa proyek SPAM 2022 memang belum berjalan optimal karena sejumlah persoalan teknis dan administratif yang masih dalam proses perbaikan.
“Kami merespons positif aspirasi warga. SPAM 2022 memang bermasalah, dan kami sedang melakukan perbaikan bertahap. Jalur lama mulai kami alihkan ke sistem baru, dimulai dari Desa Kedondong dan Pasar Baru, kemudian berlanjut ke Way Kepayang dan Kubu Batu. Kami prioritaskan pelanggan resmi yang tertib membayar,” ujar Heri saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (23/7/2025).
Tunggakan Pelanggan Capai Lebih dari Rp5 Miliar
Lebih jauh, Heri mengungkapkan bahwa PDAM Pesawaran saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal kepatuhan pembayaran pelanggan. Realisasi pembayaran belum pernah mencapai 80 persen dari total pelanggan. Akumulasi tunggakan bahkan disebut telah melebihi Rp5 miliar.
“Di Kedondong saja, potensi pendapatan mencapai Rp62 juta per bulan, tapi hanya terealisasi sekitar Rp20 juta. Padahal dana itu dibutuhkan untuk operasional, perawatan jaringan, dan gaji pegawai,” jelasnya.
Menurutnya, banyak pelanggan hanya membayar tagihan ketika didatangi langsung. Untuk itu, pihaknya rutin menggelar Operasi Pelayanan Langsung (OPAL) di akhir tahun, yaitu dengan melakukan penagihan langsung sambil memperbaiki jaringan bermasalah.
PDAM juga terus berkoordinasi dengan BPKP dalam rangka mencari solusi, termasuk memberi skema keringanan pembayaran berdasarkan lama tunggakan.
Jaringan Lama Bermasalah, Distribusi Air Tak Maksimal
Selain persoalan tunggakan, Heri menyoroti buruknya kondisi jaringan pipa lama yang sudah tak layak pakai. Banyak pipa mengalami kebocoran dan terdapat sambungan ilegal yang sulit terdeteksi, menyebabkan distribusi air tidak maksimal meskipun debit air secara teknis dinilai mencukupi.
Kerusakan jaringan juga diperparah oleh aktivitas kendaraan berat yang kerap parkir di bahu jalan, terutama di beberapa titik wilayah Kedondong.
“Kami juga menghadapi tuntutan sebagian warga yang tidak terdaftar sebagai pelanggan, tapi ingin tetap dilayani melalui jaringan lama. Padahal jalur lama itu rawan bocor dan tidak efisien,” ujar Heri.
Ia menegaskan bahwa jaringan baru di Kedondong dan Pasar Baru sebenarnya telah berfungsi dengan baik. Namun, permintaan warga agar jaringan lama dan baru dioperasikan secara bersamaan dinilai kontraproduktif, karena berisiko membebani sistem dan mengganggu kapasitas distribusi.
“Proyek SPAM 2022 memang dimaksudkan untuk menggantikan jaringan pipa lama yang dibangun sejak tahun 1990-an dan kini sudah rawan rusak,” tegasnya.
Harapan PDAM: Tertib Administrasi dan Kesadaran Kolektif
Di akhir pernyataannya, Heri berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya tertib administrasi dan kewajiban membayar tagihan bisa meningkat, sebagaimana yang telah terjadi di wilayah Padang Cermin, Way Ratai, Gedong Tataan, dan Way Lima.
“Kepatuhan pelanggan adalah kunci keberlanjutan layanan. Air adalah kebutuhan dasar, dan kami berkomitmen terus melakukan perbaikan,” pungkasnya. (Tim)