Sisa Uang Bantuan Rehabilitasi Rumah Terdampak Gempa Bawean Hingga Kini Masih Belum Dibayarkan

Sisa Uang Bantuan Rehabilitasi Rumah Terdampak Gempa Bawean Hingga Kini Masih Belum Dibayarkan

Gresik,kasuaritv.com- Gempa bumi yang melanda pulau Bawean pada 22 Maret 2024 hingga kini masih menorehkan cerita pilu dan memprihatinkan, khususnya bagi penerima bantuan perbaikan rumah kategori rusak berat. Parahnya, rehabilitasi rumah warga terdampak yang dikerjakan PT Guriang Manggung Padjadjaran, aplikator asal Cianjur terkesan asal jadi dan diduga tidak sesuai spesifikasi rumah tahan gempa.


Informasi yang berhasil dihimpun awak media, di Dusun Raba, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura, Bawean, ada lima warga yang rumahnya dikerjakan melalui aplikator asal Cianjur, yakni Lumri, Asmo'i, Ridbi, Maymah dan Amru. 


Rumah yang dikerjakan melalui aplikator asal Cianjur tersebut, diduga kuat tidak sesuai spesifikasi rumah tahan gempa. Pasalnya, besi untuk pondasi rumah tidak dilas pada tiang plat besi penyangga atap. Selain itu, besi cor untuk pondasi rumah kurang campuran coral. 


Rumah Lumri diantara lima rumah yang dikerjakan melalui aplikator tergolong yang paling tertinggal. Pasalnya, pondasi rumah dikerjakan pada puasa bulan Maret tapi tiang penyanggah atap dikerjakan satu bulan kemudian. Anehnya, rumah tersebut belum ada pemasangan batu bata.


Lumri menceritakan kepada awak media, bahwa saat pertemuan di Balai Desa Lebak dirinya meminta untuk perbaikan rumah mau secara mandiri, namun pihak yang diduga dari DCKPKP Kabupaten Gresik mengatakan harus ada uang jaminan sebesar Rp 30 juta dan harus selesai sebelum lebaran Idul Fitri.


"Boro-boro uang Rp 30 juta, buat keperluan rumah sehari-hari saja masih harus banting tulang. Apalagi paska gempa aktivitas jadi sepi. Oleh sebab itu, akhirnya perbaikan rumahnya terpaksa dikerjakan melalui aplikator. Karena sebelum lebaran Idul Fitri, rumahnya sudah selesai dan tinggal menerima kunci. Namun faktanya hingga saat ini belum rampung," ungkapnya.


Lumri mengeluhkan atas pekerjaan pihak Aplikator asal Cianjur yang tidak diawasi, sehingga kami sekeluarga dari paska gempa sampai sekarang berada di rumah hunian sementara bantuan dari PMI, Minggu (18/5/2025)


"Kontruksi rumah yang dibangun melalui aplikator asal Cianjur patut disoroti, karena terlihat pondasi tidak menggunakan cakar ayam. Jika ada gempa susulan dikuatirkan mudah roboh, karena tidak ada kekuatan. Ia meminta kepada pemerintah untuk turun tangan, karena saat pekerjaan tidak ada pihak terkait yang mengawasi," katanya.

(JM)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال