Muna (KASTV) - Sim Salabim, unta jadi ular, ular jadi kerucut, fenomena hukum yang terkadang susah di pahami masyarakat awam, malah di belah belikan para oknum pencari keuntungan dan kepentingan.
Umul Loga Aktifis yang jarang untuk berkomentar dan banyak diam kini seperti tersengat tawon, mendengar di Rutan 2B Raha Kasus Suap Korupsi diberikan Asimilasi.
"Yahhhh,, begitulah hukum,, dijelaskan panjang lebar dengan syarat-syarat lengkap dan seakan-akan benar akan tetapi dugaan manupulasi terlihat jelas dan bisa jadi oknum melakukan pembohongan publik, perlu di garis bawahi kembali oknum bisa jadi melakukan pembohongan publik," tegas Umul Jumat (30/5/2025)
Laode Gomberto siapa...? Lanjut Umul, ingat kalian akan kasus Saipul Jamil yang kuasa hukumnya terus berusaha agar kliennya bisa bebas melalui jalur asimilasi..? Sampai harus mengajukan Peninjauan Kembali, Padahal hanya menyuap oknum Panitera, yang mungkin agar diringankan hukumanya, tapi karena tindakan itu tidak mendapatkan asimilasi.
"Ingat kisah Saipul Jamil, hanya persoalan yang seharusnya tidak terlalu besar tidak mendapatkan asimilasi, bagaimana yang nyata-nyata melakukan penyuapan tindak pidana Korupsi mendapatkan asimilasi,..?? Luar biasa hanya di Rutan Raha Kelas 2B," herannya
Mirisnya, tambah Umul, Gomberto sendiri diketahui menjalani asimilasi dengan bekerja di PT Mitra Pembangunan Sultra (MPS) yang dulu ia dirikan sendiri.
"Dari skema ini, Kuat dugaan oknum yang berkepentingan bisa jadi mendapat keuntungan, entah 50 ke oknum, atau ke Gomberto walauhuu a'lam hanya tuhan yang tau dan wajib bagi KPK untuk mengaudit asimilasi saudara Gomberto," harapnya
Yang lebih menakjubkan lagi, masih Umul, asimilasi Gomberto disambut gembira oleh masyarakat dan lebih familiar di apresiasi oleh oknum anggota DPRD
"Hentikanlah kebiasaan kebiasaan yang menjual nama masyarakat demi mencari simpati cukup berikan pemahaman yang benar kepada masyarakat serta berhentilah memberikan argumen-argumen untuk memperjelas kebodohan," tuturnya
"Saya akan kembali goncang kota Kendari jika hal ini terus berlanjut dan menyuarakan aspirasi masyarakat," tutup Umul, Korlap September Berdarah 2019 lalu.
(redaksi)