Maybrat (KASTV) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) kabupaten Maybrat melaksanakan kegiatankegiatan pelatihan CTU (Contacepti Technology Update) untuk meningkatkan kemampuan keterampilan pengetahuan para bidan dalam memberikan pelayanan KB, standarisasi KB agar tercapainya program pelayanannya.
Kegiatan pelatihan Contacepti Technology Update (CTU) tersebut dibuka langsung oleh Pj Sekda Maybrat Ferdinandus Taa,Selasa (10/10/2023).
PJ Sekda Maybrat Ferdinandus Taa menghimbau bahwa salah satu penyebab Angka Kematian Ibu (AKI) tinggi yaitu masih banyaknya jumlah kehamilan risiko tinggi, termasuk Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan kehamilan 4 Terlalu (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat dan Terlalu banyak).
Berkelanjutan, kesertaan sukarela, tidak diskriminatif, dan _informed choice._ KB merupakan salah satu pilar dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu karena terbukti efektif dan hemat biaya dalam mengurangi beban penyakit pada Dasar hukum, Permenkes No. 369/Menkes/SK/l11/2007, tentang standar profesi bidan, Permenkes No. 161/Menkes/PER/I/2010 tentang registrasi tenaga kesehatan dan Permenkes No. 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan _Essential Competencies International Compederation of Midwifes_ (ICM) tahun 2010.
Kompetensi bidang tidak lepas dari kewenangan bidang yang telah diatur dalam peraturan Kepmenkes RI No. 900/Menkes/SK/I1/2002 yang merupakan landasan hukum dari pelaksaan praktik Kebidanan.
Pelatihan CTU _(Contraception Technology Update)_ bagi Tenaga Kesehatan adalah untuk mempersiapkan peserta agar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan perilaku sebagaimana yang menjadi tujuan pelatihan berbasis kompetensi ini sehingga mampu berkontribusi penuh pada pelayanan KB di masyarakat.
Semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki keluarga yang terencana mengakibatkan penggunaan alat kontrasepsi semakin meningkat.
Hal ini mengakibatkan perlunya tenaga medis untuk dapat melayani berbagai jenis metode kontrasepsi yang paling cocok dengan kondisi masing-masing peserta KB. Metode kontrasepsi seperti UD _(intrauterine device)_ dan KB Implan memerlukan kompetensi khusus dalam pemasangan maupun pencabutannya sehingga selain memerlukan pengetahuan (kognitif) diperlukan pula kemampuan _(skill)_ yang khusus.
Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan bagi para tenaga medis yang bersifat langsung pada pasien _(hands-on)_ sehingga peserta pelatihan mampu melakukannya secara mandiri setelah mengikuti pelatihan CTU ini.
Adapun tujuan pelatihan yaitu untuk meningkatkan dan me-refresh _skill_ dan pengetahuan tenaga medis dalam melakukan pemasangan/pemakaian berbagai alat kontrasepsi, mengetahui dan mencegah faktor-faktor resiko dalam pemasangan alat kontrasepsi dan memberikan saran atau usulan terbaik pada pasien untuk memilih alat kontrasepsi yang paling sesuai/cocok dengan pasien.
Sementara itu,Kepala BKKBN Provinsi Papua Barat Philmona Maria Yarollo, S.Sos., M.Si mengatakan bahwa angka kelahiran dan stunting masih tinggi, sehingga dibutuhkan adanya dukungan dari pemerintah secara berjenjang dari tingkat Provinsi ke Kabupaten.
Di tahun 2021, Kepala BKKBN diberikan amanah oleh Presiden RI sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Stunting. Sesuai dengan Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, sehingga kegiatan ini prioritas untuk dilaksanakan.
Terkait dengan proses penurunan stunting di tiap wilayah sampai dengan saat ini masih kita laksanakan dan perlu didukung oleh pihak-pihak terkait.
Saya sangat apresiasi dengan Kabupaten Maybrat karena bisa melaksanakan pelatihan ini dengan menggunakan APBD yang ada. Dari hasil survey di tahun 2022 di Maybrat mengalami penurunan 7,2% angka stunting.
Di tahun 2024 nanti Presiden RI meminta untuk angka pencapaian penurunan stunting harus di angka 14% dan itu cukuplah berat. Namun kami yakin dengan adanya kolaborasi dan komitmen dari Pemerintah Daerah maka kita dapat meraih angka tersebut.
ujarnya (Ones).


