Tambrauw (KASTV) _ Mesak, seorang aktivis lingkungan di Kabupaten Tambrauw, mengimbau masyarakat agar tidak sembarangan menebang atau memotong tali kuning, salah satu tanaman hutan yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat adat. Menurutnya, tali kuning bukan sekadar bahan pengikat, namun bagian penting dari budaya lokal yang telah digunakan turun-temurun dalam kehidupan sehari-hari.
Ia menjelaskan bahwa tali kuning memiliki fungsi vital, mulai dari kebutuhan rumah tangga, kerajinan tradisional, hingga bahan pengobatan alami di beberapa kampung. Selain kuat dan tahan lama, tali kuning juga menjadi bahan utama untuk membuat noken, keranjang, serta perlengkapan adat lainnya.
Mesak menegaskan bahwa tali kuning tidak boleh diperjualbelikan secara sembarangan. “Ini bukan komoditas pasar. Ini bagian dari identitas kita. Kalau rusak atau habis, kita kehilangan salah satu simbol budaya,” ujarnya.
Ia meminta agar masyarakat tetap menjaga kelestarian hutan dan menghormati nilai-nilai adat dalam pemanfaatan tali kuning. Penebangan harus dilakukan secara bijak, hanya untuk kebutuhan, dan tidak merusak habitatnya.
Di akhir pernyataannya, Mesak berharap pemerintah kampung dan tokoh adat bisa lebih aktif memberikan edukasi agar generasi muda memahami pentingnya menjaga tali kuning sebagai warisan leluhur yang bernilai ekologis, sosial, dan budaya.
Editor: redaksi
