Kendari (KASTV) – Sebuah pesan yang beredar melalui aplikasi WhatsApp diduga mengandung unsur pelecehan dan tuduhan tanpa dasar terhadap Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra). Pesan tersebut dikirim oleh seseorang yang mengaku bernama Andi M, dan tersebar di beberapa grup percakapan pada Kamis, (6/11/2025).
Dalam pesan tersebut, Andi M menuliskan narasi yang menyebut adanya mafia tambang di Sultra serta mengaitkannya dengan nama sejumlah pihak dan pejabat daerah. Ia bahkan menuding tanpa bukti bahwa terdapat praktik tambang ilegal serta pengemplangan pajak.
Pesan tersebut berbunyi antara lain:
“Insha Allah Gubernur Sultra gantikan mafia tambang ilegal perusak hutan lindung ASR. Hallo ASR tambang ikegalnu bayar pajak kah… bagaimana dengan PT KKP yang main dokter dan lakir tapi kuota RKABnya besar sudah bayar pajak kah, ASR perampok sumber daya mineral Sultra.”
Tudingan tersebut menuai perhatian karena memuat bahasa provokatif, menyerang nama baik, serta tidak disertai data pendukung. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak yang disebut dalam pesan tersebut.
Pengamat hukum komunikasi di Kendari, menegaskan bahwa penyebaran pesan yang mengandung fitnah, ujaran kebencian, dan pencemaran nama baik dapat dikenakan sanksi pidana sesuai Undang-Undang ITE Pasal 27 ayat (3).
“Setiap tuduhan yang disebar ke publik tanpa bukti dapat dikategorikan sebagai pencemaran nama baik. Jika merugikan reputasi seseorang, pelaku dapat dipidana,” ujarnya.
Pihak Pemerintah Provinsi Sultra juga diminta untuk mengambil langkah hukum apabila pesan tersebut dinilai merusak citra dan kredibilitas Gubernur serta stabilitas daerah.
Sementara itu, publik diimbau untuk bijak menyaring informasi dan tidak mudah menyebarkan pesan yang belum terverifikasi, apa lagi belum ada bukti lapangan dan ketetapan.
Editor: redaksi