PESAWARAN, KASTV — 7 November 2025 Proyek pembangunan tanggul Sungai Way Ratai di Desa Bunut, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, yang menelan anggaran Rp2,7 miliar dari APBD Provinsi Lampung Tahun 2025, disorot tajam oleh LSM Forum Komunikasi Anak Lampung (FOKAL).
Ketua FOKAL Provinsi Lampung, Abzari Zahroni, menilai proyek tersebut telah menyimpang dari cita-cita besar Gubernur Lampung yang ingin mewujudkan pemerintahan bersih, transparan, dan bebas dari praktik korupsi.
“Cita-cita besar Bapak Gubernur untuk membangun Lampung bersih dan transparan sedang dirusak oleh segelintir orang yang hanya mencari keuntungan pribadi,” tegas Abzari Zahroni, dikutip dari DRadioQu.com, Selasa (4/11/2025).
Abzari mengungkapkan, hasil investigasi di lapangan menunjukkan bahwa proyek dengan nilai kontrak Rp2,683 miliar itu dikerjakan asal-asalan oleh CV. Adi Jaya Lampung Konstruksi di bawah tanggung jawab BPBD Provinsi Lampung.
“Material pasir dan batu diambil langsung dari lokasi tanpa pemecahan, pembesian tidak sesuai gambar kerja, bahkan talud sepanjang lima meter sudah ambrol padahal pekerjaan belum selesai,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut memperlihatkan adanya indikasi kuat praktik curang dan penyimpangan anggaran.
“Ini bukan keteledoran, tapi sudah mengarah pada korupsi berjamaah. Kalau BPBD tetap menerima hasil pekerjaan ini, berarti mereka ikut melegalkan perbuatan melawan hukum,” tambah Abzari.
FOKAL juga menegaskan telah mengirimkan surat resmi ke BPBD Provinsi Lampung sejak September 2025 dengan nomor 021/DPP FOKAL-LPG/VII/2025, namun hingga kini belum mendapatkan tanggapan.
Selain proyek tanggul Way Ratai, FOKAL turut menyoroti sejumlah kegiatan lain di lingkungan BPBD Lampung yang dianggap berpotensi disalahgunakan, di antaranya perjalanan dinas senilai Rp1,7 miliar, pemasangan baliho informasi penanggulangan bencana Rp1,3 miliar, dan pengadaan sistem peringatan dini bencana (early warning system) Rp5,8 miliar.
“Kami mendesak aparat penegak hukum, khususnya Kejati Lampung dan Inspektorat, untuk segera turun tangan. Jangan tunggu tanggul ambrol dan rakyat jadi korban baru bergerak,” tutup Abzari Zahroni. (Red)