Pernyataan Kasar Pemilik Yayasan Laworoku Jadi Bahan Audiensi AP2 Sultra di Badan Gizi Nasional

Pernyataan Kasar Pemilik Yayasan Laworoku Jadi Bahan Audiensi AP2 Sultra di Badan Gizi Nasional

Jakarta (KASTV)  – Pernyataan kasar yang diduga disampaikan oleh pemilik Yayasan Laworoku, Ali Samdin, dalam sebuah grup WhatsApp, akan menjadi bahan utama dalam audiensi Lembaga Aliansi Pemuda dan Pelajar Sulawesi Tenggara (AP2 Sultra) dengan Badan Gizi Nasional (BGN) di Jakarta.


Pernyataan itu berawal dari percakapan di grup WhatsApp, di mana Ali Samdin, yang juga diketahui sebagai pengelola program MBG di Kecamatan Barangka, Kabupaten Muna Barat, menanggapi kritik AP2 Sultra terhadap dapur MBG miliknya. Dalam percakapan tersebut, Ali Samdin diduga melontarkan kalimat kasar dengan menyebut bahwa “Lembaga AP2 adalah lembaga tai yang kerjanya menginjak leher pejabat, dan jangan coba-coba ganggu dapur saya.”


Tak hanya itu, Ali Samdin juga diduga mengancam dengan mengatakan bahwa jika dapurnya diganggu, maka “47 orang pekerja di yayasan akan kencingi mulut pengurus AP2 Sultra.”


Menanggapi hal itu, Dewan Pembina AP2 Sultra, La Ode Hasanuddin Kansi (LHK), menyatakan kekecewaannya atas sikap kasar tersebut. Ia menilai ucapan itu tidak pantas keluar dari seorang pengelola lembaga pendidikan dan penerima program nasional seperti MBG (Makan Bergizi Gratis).


> “Kami menduga, pernyataan itu muncul karena yang bersangkutan dalam kondisi tidak normal, mungkin di bawah pengaruh zat tertentu, karena bahasanya sangat tidak wajar. Kami khawatir jika mental seperti ini yang mengelola dana negara, akan berdampak buruk bagi anak-anak penerima program MBG,” ujar LHK, Sabtu (4/10/2025).


LHK juga menegaskan, pihaknya akan meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera membekukan izin operasional Yayasan Laworoku, karena dianggap tidak layak menjalankan program negara yang menyangkut asupan gizi siswa.


Lebih lanjut, LHK mengaku, AP2 Sultra tidak akan gentar terhadap ancaman tersebut. Sebaliknya, pernyataan kasar itu menjadi motivasi bagi lembaga untuk terus melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap pelaksanaan program MBG agar tepat sasaran sesuai arahan Presiden RI, Prabowo Subianto.


 “Ini bukan ancaman bagi kami, justru menjadi cambuk semangat agar program Presiden benar-benar dirasakan manfaatnya oleh para siswa,” tegasnya.


Dari hasil pemantauan lapangan, AP2 Sultra juga menerima laporan dari beberapa siswa di Kecamatan Sawerigading, Kabupaten Muna Barat, yang mengeluh sakit perut setelah mengonsumsi makanan MBG dari SPPG di bawah naungan Yayasan Laworoku.


Atas dasar itu, AP2 Sultra meminta BGN turun tangan dan segera menutup dapur MBG milik Yayasan Laworoku yang beroperasi di bawah bangunan disebut-sebut sebagai “sarang walet”


Editor: redaksi

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال