Jakarta (KASTV) – Menteri Keuangan, Purbaya, akhirnya meminta maaf setelah pernyataannya yang menyebut tuntutan 17+8 sebagai “suara sebagian kecil rakyat” memicu gelombang kritik publik. Ucapan tersebut dinilai menyudutkan masyarakat, khususnya kelompok kecil yang selama ini justru paling merasakan dampak kebijakan pemerintah.
Pernyataan itu memancing reaksi keras di media sosial. Netizen menilai pejabat sekelas Menkeu tidak sepantasnya meremehkan aspirasi rakyat, sekecil apapun jumlahnya.
“Tidak tahu diri. Rakyat tidak peduli kamu siapa, rakyat hanya mau kamu kerja, bukan melecehkan suara mereka,” tulis seorang pengguna X.
Komentar lain bahkan lebih tajam: “Kalau tidak bisa kerja, mundur! Jangan anggap remeh rakyat kecil. Ingat, jabatanmu ada karena rakyat. Berani korupsi, rakyat akan datang ke rumahmu.”
"Kami ga mau tau siapa kamu, kami mau kamu bekerja dengan baik di gaji rakyat dan amanah," tambah komentar lainya
Gelombang protes ini menunjukkan bahwa masyarakat menuntut pejabat negara berhati-hati dalam berucap. Suara rakyat, baik mayoritas maupun minoritas, adalah bagian sah dari demokrasi yang harus dihormati.
Purbaya sendiri mengakui ucapannya menimbulkan salah tafsir dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Namun, publik menegaskan bahwa klarifikasi saja tidak cukup. Mereka mendesak pemerintah lebih fokus bekerja nyata, bukan sekadar menyampaikan pernyataan yang menyinggung perasaan rakyat.
Sumber: Nitizen