Oleh Shamsi Ali Al-Kajangi
Saat ini saya sedang berkunjung ke tanah kelahiran saya, Indonesia. Negeri yang tak akan pernah terlupakan dan akan tetap menjadi kebanggan dan kenangan. Saya mungkin biasa bahkan sering kritis dengan mereka yang diberi amanah mengelolah negeri ini (pemerintah). Tapi kekritisan saya juga dalam kerangka “amar ma’ruf nahi mungkar” Yang sejatinya menjadi esensi kehidupan publik dalam Islam yang berdasar Syura. Barangkali tidak keliru kalau saya katakan kekritisan saya juga karena sadar akan tanggung jawab demokrasi dalam kehidupan bernegara.
Tapi yang pasti sebagaj negara, apapun keadaannya, Indonesia tetap menjadi kebanggaan dan akan terus saya dukung dalam kapasitas apapun yang saya miliki. Termasuk di dalamnya melakukan yang terbaik dan menjadi wajah negeri yang baik di manapun ditakdirkan hidup. Sebagai anak negeri dengan tumpah darah Indonesia saya dan setiap diaspora Indonesia di luar negeri akan menjadi duta-duta negeri yang baik.
Sebagai bagian dari Komunitas diaspora Indonesia di New York, salah satu hal yang menjadi jalan pengabdian kepada sang saka putih adalah ikut membesarkan Masjid Al-Hikmah. Sebuah Masjid yang didirikan atau diinisiasi oleh warga Muslim Indonesia di Kota New York yang tergabung dalam organisasi IMCI (Indonesian Muslim Community in New York). Dan yang tidak kalah penting disebutkan adalah bahwa Masjid Al-Hikmah adalah Masjid pertama di luar negeri yang secara keseluruhan, tidak saja diinisiasi oleh warga Indonesia, tapi dimiliki dan dikelolah oleh warga Muslim Indonesia di Kota dunia itu.
Hal yang juga penting untuk digaris bawahi adalah bahwa Masjid ini tidak bisa dilepaskan dari kontribusi Pemerintah Indonesia melalui perwakilan-perwakilannya seperti PTRI, KJRI NY, KBRI DC maupun perwakilan-perwakilan BUMN saat itu (BI, BNI, BRI dan BDN). Tidak terlupakan juga adalah perananan Kementerian Agama di bawah kepemimpinan Menteri Agama, Bapak Dr. Tarmizi Tahir. Melalui keterlibatan dan dukungan mereka semua Presiden soeharto melalui Yayasan Amal Bakti Pancasila memberikan dukungan yang penuh.
Dengan izin Allah Yang Maha Kuasa dan dedikasi warga Muslim Indonesia di Kota New York Masjid Al-Hikmah telah dan terus berusaha memainkan peranan signifikan dalam pengembangan Dakwah dan pendidikan Islam di Kota yang dijuluki “the city that never sleep” (kita yang tak pernah tidur/sepi) itu. Saya harus menyebutkan bahwa kedatangan saya ke Kota New York juga tidak bisa dilepaskan dari Masjid Al-Hikmah. Masjid Al-Hikmah diresmikan oleh Menteri Agama pada tgl 17 Agustus 1995. Dan saya diundang ke Kota New York oleh Duta Besar/Watapri New York Bapak Nugroho Wisnumurti dalam kapasitasnya sebagai Penasehat pengurus Masjid di tahun 1996.
Sejak itu saya menjadi salah seorang saksi mata akan kiprah Masjid Al-Hikmah. Terlebih lagi ketika terjadi peristiwa Nine Eleven di tahun 2001, Masjid Al-Hikmah termasuk yang berada di garda terdepan membentengi keindahan Islam dari serangan Islamophobia akibat peristiwa itu. Atas nama Masjid Al-Hikmahlah saya diundang mewakili Komunitas Muslim bersama Imam Ezekiel Pasha dari Masjid Malcom X Harlem bertemu dan mendampingin Presiden Bush ke Ground Zero pertama kali. Dan atas nama Masjid Al-Hikmah juga saya mewakili Komunitas Muslim Amerika membaca doa/Al-Quran dalam acara the National Prayer for America (Doa nasional untuk Amerika di Yankee Stadium).
Saya tidak bermaksud menyebutkan semua kiprah Masjid Al-Hikmah dalam merepresentasi wajah Indonesia di kancah dunia itu. Saya hanya ingin menggaris bawahi bahwa keberadaan Masjid Indonesia Al-Hikmah milik Indonesian Muslim Community in New York atau IMCI menjadi salah satu wajah dan perpanjangan tangan Indonesia di luar negeri. Kiprah yang dilakukan oleh Masjid Al-Hikmah langsung atau tidak menjadi bagian dari kontribusi bangsa di kancah dunia.
Hal inilah yang harusnya menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia ketika berkunjung ke Amerika, di New York khususnya. Sebagai bagian dari apresiasi bahkan kebanggan sekaligus dukungan kepada Masjid Al-Hikmah sebaiknya mengunjungi bahkan memberikan dukungan sebisa mungkin ke Masjid ini. Apalagi Masjid ini memang secara langsung merupakan kontribusi pemerintah melalui Kementrian Agama Republik Indonesia.
Tahun ini, tepatnya 17 Agustus 2025, Masjid Al-Hikmah memasuki usianya yang ke 30 tahun. Harapan kita semoga di usia yang semakin dewasa itu Masjid Al-Hikmah akan semakin maju, berkembang dan bersinar memberkan konribusi terbaiknya bagi warga dan Kota New York. Sekaligus menjadi harapan bangsa agar Masjid Al-Hikmah tetap menjadi wajah dan representasi negeri yang terbaik.
Akhirnya saya ingin mengingatkan kepada pejabat negara Indonesia agar jangan melupakan Masjid Al-Hikmah ketika berkunjung ke Kota New York. Masjid dan warga Muslim Indonesia bukan mengharapkan donasi atau bantuan keuangan. Masjid Al-Hikmah dan warga Muslim Indonesia hanya berharap dukungan moril dan motivasi untuk melakukan yang lebih besar dan terbaik ke depan. Dengan kunjungan itu pejabat negara menyampaikan apresiasi dan rasa syukur bahwa Indonesia memiliki kebanggaan di Kota New York bernama Masjid Al-Hikmah.
Semoga pemerintah Indonesia mendengarkan ini!
Makassar, 18 Mei 2025
Warga dan Jamaah Masjid Al-Hikmah New York.