Sumut (KASTV) - Terkait beberapa belakangan ini berita yang sempat viral mengenai Pemberitaan "Tuyul"di Karnaval perayaaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 Di kecamatan Bukit Malintang,Kabupaten Mandailing Natal,Kabid Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak pada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(PPPA) Kabupaten Mandailing Natal(madina) Efrida Nasution SP, memberi tanggapan.
Menurut Efrida Nasution,SP apa yang terjadi di kegiatan Karnaval itu tidak Pantas dan kurang Baik,dalam arti melanggar Kode etik daerah kita.
"Anak-anak tidak boleh diajarkan dengan hal-hal yang melanggar ajaran agama dan norma norma Adat budaya Kita."ungkapnya Via Whats App(WA) selasa(29/08/203).
Efrida juga mengutarakan dalam perayaan Hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia(HUT RI)khususnya Karnaval ada Panitia Sendiri kami pihak Dari Dinsos PPPA Mandailing Natal tidak Di libatkan.
"Salah Satu instansi yang menjadi Panitia itu dinas pendidikkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)lainnya,jadi mereka yang mengerti mengenai bagaimana aturan dan Themanya.
Menurut saya dari panitia carnaval gak ada yang salah,pasti mereka membuat Thrma yang Bagus,mungkin masyarakat yang melenceng keluar jalur dari thema.
Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(DinsosPPPA) sebagai panitia dalam hal renungan Suci saja."ungkapnya.
Lebih lanjut Efrida mengatakan,ini yang harus di sikapi Camat pada warganya.
"Sebaiknya pihak kecamatan sebelum kontingen(Peserta) turun melaksanakan carnaval di cek dahulu atau di himbau kepada seluruh sekolah dan elemen masyarakat yang ikut dalam memeriahkan HUT RI harus sesuai Thema dan jangan melanggar adat budaya dan ajaran agama kita.dan jangan sampai melanggar kode etik budaya dan agama kita."ucapnya saat di mintai tanggapan Via Wa tersebut.
Kedepannya Efrida Juga berharap,pihak penyelenggara Perayaan Karnaval baik yang di adakan di kecamatan ataupun pihak lain yang ada di kabupaten Madina ini lebih berhati-hati dalam mengadakan event,harus jeli ,jangan buat kegiatan di luar Caption.
"Perlu diperingatkan juga untuk berikutnya jangan lagi melanggar agama dan budaya mandailing Natal."harapnya.
(Kontributor: Magrifatulloh lubis)