Birokrasi Kaku RS PON Cawang, Pasien Meninggal di RS Sentra Medika

Birokrasi Kaku RS PON Cawang, Pasien Meninggal di RS Sentra Medika

Wartawan senior FNN, Arief Sofiyanto mengantar istri ke tempat peristirahatan terakhir.

JAKARTA ( KASTV ) - Ini adalah keluhan duka wartawan senior, Forum News Network (FNN), Arief Sofiyanto yang masuk redaksi Kamis (11/8/2022).


Begini kronologisnya. Istri saya Heny (pasien BPJS) meninggal dunia pada Minggu (24/7/2022), jam 21.30  di RS Sentra Medika, Cisalak, Depok, karena sakit pembuluh saraf tersumbat (hingga kepalanya sakit nyeri dahsyat). 


Seminggu dirawat di RS Sentra Medika, Istri saya tidak sembuh juga.

Lalu istri saya bawa pulang ke rumah utk paginya dibawa ke RS PON Cawang (karena RS Sentra Medika tidak punya alat MRI, selain dokter poli syaraf nya masih muda2). RS PON juga punya cairan trombolisis yg bisa "menjebol" blokade di bagian pembuluh darah yg tersumbat.


Namun jelang perjalanan istri saya kritis sehingga saya larikan saja pakai ambulans ke RS PON Cawang tiba pada jam 20.30 (Rabu malam) tapi ditolak IGD RS PON  dg alasan tidak jelas, akhirnya istri saya pulangkan kembali ke rumah pakai ambulan lagi. Inilah kakunya birokrasi RS Negeri. Paginya istri saya sakit lagi hingga meninggal dunia pada Minggu (24/7) malam. 


Sebelumnya, saya ngotot minta istri Sy dirujuk ke RS PON, karena dokter RS Sentra Medika (dr Novi Dian SPS) tidak mau kalau atas permintaan dia, tapi harus atas permintaan pihak pasien sendiri. Selain rujukan dokter saya minta pengantar dari pihak BPJS RS Sentra Medika. Tapi anehnya (dan lucu) dalam Surat Rujukan RS Sentra Medika tertanggal 21 Juli 2022 pagi, terjadi salah ketik tertulis Diagnosa : "121 - Acute nyocardial infarction". Padahal, istri Sy sama sekali bukan pasien penyakit jantung. Karena konyol, surat dari BPJS Sentra Medika tsb tidak saya pakai, saya simpan saja.


Kemudian saat kembali masuk lagi IGD RS Sentra Medika, dokter jaga IGD (wanita) pada Kamis (21/7) malam, sempat tawari di CT Scan  Kontras tapi harus bayar meski pasien BPJS. Tapi katanya alat itu pun tidak secanggih dan seakurasi MRI.


 Ditolaknya istri saya oleh RS PON Cawang justru saat membawa Surat Rujukan dari dokter Sentra Medika dan foto CT Scan. 


Pada Rabu (30/7), sekitar jam 20.30 saat itu dokter jaga IGD RS PON Cawang yg menolak adalah seorang dokter wanita sehingga istri saya sakit kritis dibawa pulang lagi ke rumah pakai ambulan sendiri seperti saat berangkat.


Demikian penuturan Arief Sofiyanto, wartawan Senior FNN yang telah kehilangan istri tercinta. Turut berduka Pak Arief.


"Surat ini serupa juga ditembuskan Komisi IX DPR RI," katanya. (AS)

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال