SIDOARJO || KASTV - Suasana haru menyelimuti sebuah rumah sederhana di Desa Watutulis, Kecamatan Prambon, Rabu (24/12). Lina Listiana Ariani, seorang ibu dari dua anak, tak kuasa membendung air mata saat Bupati Sidoarjo, H. Subandi, hadir langsung di kediamannya. Kedatangan orang nomor satu di Sidoarjo tersebut bukan sekadar kunjungan formal, melainkan membawa misi kemanusiaan: mengantarkan kursi roda untuk putri Lina, Naysha Aulia Farzana.
Naysha, yang kini menginjak usia 8 tahun, terlahir dengan kondisi Down syndrome. Selama ini, keterbatasan fisik membuatnya hanya bisa menghabiskan waktu dengan berbaring di dalam kamar.
Dalam kunjungannya, Bupati Subandi tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga memberikan penguatan mental bagi keluarga. Ia menekankan pentingnya ketabahan dalam menghadapi ujian hidup.
“Semoga ananda Naysha diberikan kesehatan. Keluarga juga diberikan kekuatan dan kesabaran. Tidak semua orang mendapat perhatian seperti ini, yang penting tetap bersyukur. Semua cobaan itu pasti bisa dilalui,” ujar Subandi sembari menyemangati Lina.
Bupati menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo berkomitmen untuk terus hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Bantuan kursi roda ini diharapkan menjadi sarana bagi Naysha untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
“Kita lihat kondisi ananda Naysha yang saat ini berusia 8 tahun hanya bisa berbaring saja di kamar. Dengan bantuan kursi roda dari pemerintah daerah, minimal ia bisa keluar rumah untuk menghirup udara segar,” imbuhnya.
Tak hanya bantuan sesaat, Bupati Subandi merinci skema bantuan berkelanjutan yang disiapkan Pemkab Sidoarjo untuk menjamin kesejahteraan keluarga Naysha. Hal ini mencakup layanan kesehatan hingga bantuan tunai bulanan.
“Tadi sudah saya sampaikan, bantuan dari BPJS ada, Dinas Sosial juga ada. Nanti ada tambahan lagi Rp600 ribu per bulan yang akan diambilkan dari Baznas,” tegas Subandi.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa beban ekonomi keluarga dalam merawat anak dengan kebutuhan khusus dapat terangkat secara signifikan melalui kolaborasi lintas instansi dan lembaga amil zakat.
Bagi Lina, kehadiran Bupati dan bantuan yang diberikan laksana oase di tengah perjuangannya merawat sang putri. Dengan suara bergetar, ia mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas perhatian pemerintah daerah.
“Alhamdulillah, nek diparingi ngeten, saget didhamel beraktivitas (Alhamdulillah, kalau diberi seperti ini, bisa digunakan untuk beraktivitas),” ucap Lina dengan dialek lokal yang sarat rasa terima kasih.
Aksi nyata ini menjadi bukti bahwa kehadiran negara di tingkat daerah tidak hanya melalui kebijakan di atas kertas, tetapi juga melalui sentuhan langsung ke pintu-pintu warga yang paling membutuhkan bantuan.(*)

