Proyek Talud di Desa Hurun Diduga Asal Jadi, Warga Geram: “Jangan Sampai Niat Baik Gubernur Dirusak Oleh Orang Tak Bertanggung Jawab!”

Proyek Talud di Desa Hurun Diduga Asal Jadi, Warga Geram: “Jangan Sampai Niat Baik Gubernur Dirusak Oleh Orang Tak Bertanggung Jawab!”


Pesawaran, KASTV — Sorotan terhadap proyek pembangunan talud di Desa Hurun, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, kian menguat seiring munculnya berbagai kejanggalan di lapangan. Proyek yang menelan anggaran negara ini diduga kuat dikerjakan tanpa standar teknis yang memadai, minim pengawasan, dan terkesan tak transparan.

Saat awak media meninjau lokasi pembangunan pada Senin, 17 November 2025, tak terlihat satu pun penanggung jawab proyek, meski aktivitas konstruksi sedang berlangsung. Seorang pekerja hanya menyebut bahwa pengawas proyek sedang pergi membeli semen—alasan yang bagi banyak warga dinilai sebagai bentuk kelalaian serius.

Kritik semakin tajam ketika kondisi fisik talud diamati. Struktur bagian bawah justru lebih kecil dibanding bagian atas, pola pengerjaan yang bertentangan dengan prinsip dasar bangunan penahan tanah. “Kalau begini, mau bertahan berapa lama? Tahun depan rusak lagi, anggaran habis lagi,” keluh warga.

Ketiadaan papan informasi proyek juga menambah daftar pertanyaan. Publik menilai absennya informasi resmi bukan hanya pelanggaran administrasi, tetapi juga indikasi lemahnya transparansi dalam penggunaan anggaran.

Di tengah memanasnya reaksi publik, beberapa tokoh masyarakat menegaskan bahwa persoalan ini tidak boleh dibiarkan menjadi preseden buruk.
“Jangan dirusak nama baik gubernur oleh segelintir orang yang diduga bermain dalam proyek seperti ini,” ujar salah satu tokoh masyarakat. Ia mendesak aparat penegak hukum dan instansi teknis untuk turun tangan, bukan hanya sekadar menegur, tetapi melakukan pemeriksaan menyeluruh.

“Di tikungan ini hampir tiap tahun rusak. Kalau dikerjakan asal-asalan, ini bukan pembangunan, ini pemborosan uang negara,” tambahnya dengan nada kecewa.

Warga berharap pemerintah daerah bergerak cepat sebelum kerusakan terjadi lagi dan anggaran kembali terbuang percuma. Mereka menuntut pengawasan ketat, pertanggungjawaban kontraktor, serta pelaksanaan proyek sesuai standar teknis yang benar—bukan sekadar formalitas yang menghasilkan konstruksi rapuh.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak kontraktor, maupun instansi teknis terkait belum memberikan satu pun klarifikasi.         (Azir)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال