Kendari (KASTV)– Pelayanan medis di Rumah Sakit Abunawas Kendari kembali menjadi sorotan. Seorang pasien anak di bawah umur bernama Heni Hijrah, siswi SMP Negeri 10 Kendari, yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas, diduga mendapat perlakuan tidak manusiawi dari seorang dokter. Alih-alih memberi layanan ramah, dokter justru membentak keluarga pasien, meminta uang jaminan, hingga memerintahkan satpam menahan keluarga pasien agar tidak boleh meninggalkan ruang perawatan sebelum ada pembayaran.
Menurut keterangan keluarga, dokter beralasan bahwa biaya kecelakaan lalu lintas tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Pihak keluarga sudah menjelaskan bahwa biaya pengobatan akan ditanggung Jasa Raharja, sesuai keterangan kepolisian. Namun karena keluarga belum memegang bukti laporan polisi, dokter menolak klaim tersebut dan bersikeras meminta uang jaminan.
Keluarga korban yang tidak memiliki dana saat itu mencoba menghubungi anggota Polsek Mandonga yang menangani kasus, agar menghubungkan langsung dengan pihak rumah sakit. Akan tetapi, hasil komunikasi tersebut tetap berujung pada permintaan jaminan uang tunai. Situasi kian memanas ketika dokter diduga bersikap arogan dengan membentak pasien dan keluarganya menggunakan kata-kata kasar.
Lebih ironis, dokter bahkan memerintahkan satpam untuk mencegah keluarga pasien keluar dari ruangan perawatan sebelum membayar. Satpam pun menyampaikan kepada keluarga korban bahwa larangan tersebut merupakan perintah dokter. Akibatnya, keluarga yang hendak keluar mencari makanan pun terhalang, meski kondisi pasien masih membutuhkan perhatian serius.
Kasus ini memicu keprihatinan publik, terutama karena korban adalah anak di bawah umur yang seharusnya mendapat perlakuan ramah dan penuh empati. Perlakuan kasar dan dugaan penyanderaan oleh oknum tenaga medis menimbulkan pertanyaan serius mengenai etika pelayanan kesehatan di RS Abunawas Kendari, serta komitmen rumah sakit dalam melindungi hak pasien
Editor: redaksi