
Acara ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, didampingi oleh Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana. Kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dan memastikan kelancaran distribusi logistik.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa stok pangan di Jawa Timur sebetulnya berada dalam kondisi aman, namun masalah utama terletak pada rantai distribusi yang belum optimal.
"Stok kita sesungguhnya aman, tetapi distribusinya yang belum cukup lancar. Oleh karena itu, penjangkauan langsung ke masyarakat harus kita lakukan bersama-sama," ujarnya.
Strategi ini dirancang untuk memangkas jalur distribusi yang panjang, sehingga harga barang bisa lebih terjangkau oleh konsumen akhir.
Daya tarik utama dari pasar murah ini adalah harga komoditas yang jauh di bawah harga pasar bahkan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Misalnya, beras medium dijual seharga Rp 11.000 per kilogram, jauh di bawah harga pasar yang mencapai Rp 13.500 dan HET Rp 12.500. Begitu pula dengan minyak goreng Minyakita yang ditawarkan seharga Rp 13.000 per liter (HET Rp 16.000) dan telur Rp 22.000 per kilogram (HET Rp 27.000). Penawaran harga ini disambut antusias oleh masyarakat Sidoarjo yang sejak pagi sudah memadati lokasi.
Selain fokus pada konsumen, Pemprov Jatim juga mengambil langkah untuk melindungi produsen. Khofifah mengungkapkan adanya alokasi anggaran sebesar Rp 1,5 triliun untuk menyerap hasil panen tebu rakyat, sebagai bagian dari kebijakan strategis untuk mendukung kesejahteraan petani.

"Alhamdulillah, masyarakat Sidoarjo dapat merasakan program pasar murah ini. Mudah-mudahan dapat meringankan perekonomian warga Sidoarjo dan program ini terus berlanjut ke depannya," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya mengawal program ini agar tepat sasaran dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Kegiatan pasar murah ini tidak hanya menjadi solusi sementara untuk masalah harga, tetapi juga menjadi contoh kolaborasi yang efektif antara pemerintah provinsi dan daerah dalam merespons tantangan ekonomi.
Inisiatif ini diharapkan dapat terus berlanjut, membawa manfaat nyata bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.(Arju Herman)