Bangunan kantor sinas pendidikan di Sorong berdiri bagai patung raksasa—bisu, kusam, dan penuh tanda tanya. Tapi yang lebih membisu lagi adalah Kejaksaan Negeri Sorong.
Kajari Sorong seperti sedang memegang silet… tapi dibungkus kapas. Tajamnya hanya untuk kasus kecil, sementara proyek kantor dianas pendidikan miliaran rupiah yang mangkrak malah dibiarkan jadi pemandangan sehari-hari.
Masyarakat bertanya-tanya, apakah Kajari sedang sibuk membaca SOP, atau sibuk menghitung sesuatu yang “cair”? Karena hingga hari ini, tidak ada tanda-tanda taring hukum digigitkan ke para penanggung jawab proyek.
Jika Kajari Sorong hanya berani memproses pelanggaran sepele, tapi tiarap ketika berhadapan dengan Pemkot dan proyek besar, maka sebaiknya ganti nama saja: Kejaksaan Negeri—Kantor Jaga Rahasia.
Hukum bukan alat hias di dinding kantor. Kalau diam terus, percuma seragam rapi dan lambang timbangan hukum itu dipajang.