Opini oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Tulisan ini boleh disebut sebagai "sambungan" atau kelanjutan dari tulisan AADPSE / "Ada Apa Dengan Profesor Sofian Effendi", mantan Rektor UGM / Universitas Gadjah Mada 2002-2007, kemarin. Ini terjadi karena pasca Prof Sofian "membacakan teks" berisi Penarikan statemen jujurnya sehari sebelumnya di Kanal YouTube Langkah Update 16/07/2025, sontak masyarakat memaknainya dengan beragam, berbagai analisis Netizen +62 langsung menyeruak di linimasa berbagai Social media.
Mulai dari Pembahasan diksi yang digunakan dalam surat yang disebut-sebut "disodorkan" (dan kemudian mesti dibacakan) beliau kemarin, tidak adanya Meterai bernominal cukup sebagaimana layaknya sebuah "Surat Pernyataan" yang lazim digunakan, apalagi tidak digunakan Kertas Leges hingga proses Notariilnya, sampai kepada Analisis bentuk tarikan dan goresan yang cukup berbeda dengan sampel tandatangan yang banyak tersedia dari Mantan Rektor UGM tersebut.
Tidak perlu seorang Grafolog untuk menelitinya, dimana Grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter dan kepribadian seseorang melalui tulisan tangan (termasuk tandatangan. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, "grapho" yang berarti menulis, dan "logos" yang berarti ilmu atau kata. Perbedaan tandatangan Prof Sofian kemarin, meski benar diakui memang berasal dari beliau, namun mengandung "Kode keras" yang sangat mudah dimaklumi maknanya oleh Warganet, apalagi Anggota BIN (= Badan Intelijen Netizen).
Jadi sebenarnya tidak perlu dibahas lagi "Selembar surat" yang tidak bermakna tersebut, karena jika melihat Gestur saat Prof Sofian membacakannya, sebagaimana terekam di Kanal YouTube Tribun Jogja "Mantan Rektor UGM Tarik Pernyataan soal Ijazah Palsu JkW" dalam link youtu.be/WgeTposoNnM ini, sangat jelas sekali perbedaannya bila dibandingkan ketika beliau berbicara jujur, tegas dan lugas dari hati melalui Kanal YouTube Langkah Update dan Balige Academy yang sudah beredar luas di masyarakat dan menjadi rujukan yang benar oleh mayoritas media massa Indonesia, mulai media mainstream, hingga alternatif.
Meski tentu ada sebagian masyarakat masih kecewa dengan berubahnya 180° sikap sang Profesor, namun setelah melihat sendiri bagaimana posisi dan situasi yang dialami beliau saat membacakan "surat pernyataan" itu, kita akan sangat bisa memahaminya. Kondisi diatas tidak berlebihan jika kata Netizen mengingatkan pada Film Legend "Pengkhianatan G30S-PKI" karya Arifin C Noer tahun 1984, terutama saat Adegan Para Jenderal (dipaksa) menandatangani "Surat Pernyataan Pengakuan adanya Dewan Jenderal" di Lubang Buaya sesaat sebelum eksekusi dilaksanakan, Terwelu.
Oleh karenanya kemarin juga Segenap Tokoh dan Elemen Jogja mulai bergerak untuk memberikan dukungan moral kepada Profesor yang sudah berusia lebih dari 80 tahun tersebut, agar tetap tegar dan kuat menghadapi semua tekanan dan cobaan yang kemungkinan akan dialami sebagaimana yang sudah terjadi kepada para penegak kebenarannya selama ini sebelumnya. Beberapa tokoh yang tergabung diantaranya adalah Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat (adik Sri Sultan Hamengku Buwono X), Prof. Rochmat Wahab, Prof. Sudjito Atmorejo dsb.
.
Isi lengkap Maklumat Jogja, Dukungan dan Back Up Untuk Prof. Sofian Effendi. Maklumat Jogja secara terus-menerus memperhatikan dan mencermati perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara RI. Maklumat Jogja memahami bahwa negara masih dalam guncangan akibat Pancasila dan UUD 45 dipinggirkan bahkan telah diganti dengan UUD 2002 dengan segala dampak dan akibatnya. Maklumat Jogja menyadari ikhtiar kembali kepada UUD 45 ( asli ) belum ada titik terang. Justru persoalan dihilir terus bermunculan tanpa arah yang jelas, termasuk kasus dugaan Ijazah Palsu Jokowi yang berlarut – larut bahkan pemerintah terkesan masih melakukan pembiaran.
Salah satu tokoh Maklumat Jogja, Prof. Sofian Effendi dengan kepribadian dan karakternya sebagai Ilmuwan telah memberikan pencerahan demi tegaknya Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan, telah memberikan informasi berdasarkan fakta, agar kasus dugaan Ijazah palsu agar segera diselesaikan dengan nilai kebenaran dan kejujuran Bahwa Prof. Sofian Effendi, sebagai akademisi Indonesia dan mantan Rektor, memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap terhadap Pancasila, nilai-nilai keadilan, kejujuran dan kebenaran.
Demi menjaga marwah UGM dan negara Indonesia, UGM harus dijaga marwahnya karena dalam statuta berpredikat sebagai universitas Pancasila. Atas dasar tersebut Maklumat Jogja mendukung dan back up penuh atas pencerahan yang telah disampaikan Prof. Sofian Effendi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada siapapun yang sedang berjuang membela Kejujuran, Kebenaran dan Keadilan, untuk menyelamatkan Indonesia, Jogja 17 Juli 2025.
Kesimpulannya. Fenomena "AADPSE" dan Kelahiran Maklumat Jogja diatas adalah sebuah keniscayaan yang sudah menjadi PetunjukNya. Meski akan tetap terus ada upaya pembungkaman terhadap sosok kejujuran seperti Prof Sofian Effendi dan Ir Kasmudjo sebelumnya, beliau-beliau akan diteruskan dan diteladani oleh generasi berikutnya, InshaaAllah. Masyarakat diharapkan tidak perlu takut dengan Tangan-tangan Setan Jahat yang terus menutupi kebohongan dengan kebohongan lainnya, Tetap gelorakan #AdiliJkW dan #MakzulkanFufufafa ...
)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen -