Sidoarjo, Kasuaritv.com - Kamis, 25/3/2025 Tutik BT Isman Karya yang merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang di rawat di Kantor Sekretariat Human Trafficking Watch HTW). berkeinginan untuk pulang ke Tanah Air harus menghembuskan nafas terakhir dengan penyakit stroke dan jantung yang dideritanya.
Meninggalnya Ibu Tutik berdasarkan informasi yang diberikan Ibu Dewi Kolifah selaku perwakilan Human Trafficking Watch (HTW) di negara Malaysia yang merawatnya kepada Awak Media Kasuaritv.com. Menurutnya segala upaya sudah dilakukan dengan menyuapkan makanan, minuman serta memberikan obat. Tapi semua itu Kembali kepada yang Maha Kuasa sang pemilik kehidupan. Jodoh, rejeki dan Maut tidak ada yang mengetahui, mengingat itu merupakan rahasia ilahi. Ibu Tutik BT Isman Karya meninggal pada hari Minggu, 24/3/2025, Jam 2 Pagi.Menurut Dewi Kolifah sangat miris dan patut disayangkan dengan kondisi yang sakit, berharap bisa kembali ke Tanah Air, belum sempat pulang ke Tanah air tapi ajal sudah menjemputnya, Ia juga menyampaikan terkait jenasah almarhumah Tutik sekarang masih berada di Forensik Hospital Pusat Perobatan Universiti Malaya PPUM Petaling Jaya Selangor.
Lebih lanjut Dewi juga mengatakan bahwa selaku yang.mewakili Human Trafficking Watch (HTW) sudah melakukan kordinasi dengan Department Konsuler KBRI KL Dari awal pada tanggal 20 Maret 2025 Hari Jum'at terkait keberadaan ibu Tutik di Markas HTW yang di serahkan oleh Petugas Hospital Serdang disebab kan sakit dan harus pulang segera di Indonesia untuk menerima perawatan susulan terutatam penyakit jantung dan stroke yang diderita oleh pasien.
"Saya juga selaku yang mewakili lembaga Human Trafficking Watch (HTW) turut Berduka cita yang sedalam -dalamnya atas meninggalnya Ibu Tutik, semoga amal ibadahnya Almarhumah diterima oleh Allah SWT, kita sudah berjuang maksimal, cuma kita memang terkendala mengingat Beliau saat disuapin untuk makan dan minum obat, sepertinya beliau tidak mau dan bahkan menepis tangan saya," Urainya.Untuk diketahui sesuai dengan pemberitaan terdahulu. Dewi Kolifah mendapatkan informasi dari Pihak Rumah Sakit terkait terkait keberadaan seorang Tenaga Kerja Wanita ( TKW) atas nama Tutik BT Isman Karya, berdasarkan keterangan dari pihak Hospital (Rumah Sakit) bahwa yang bersangkutan menderita penyakit Jantung dan Stroke. Atas informasi tersebut pada akhirnya Dewi Kolifah mendatangi pihak rumah sakit, berdasarkan saran dari pihak Hospital pada akhirnya Pasien di evakuasi dan ditempatkan di Kantor Sekretariat Human Trafficking Watch (HWT) untuk di rawat dan di urus kepulangannya ke Tanah Air.
Bahkan waktu itu Dewi Kolifah mempunyai inisiatif untuk mencari keterangan terkait dengan keluarga Almarhumah Ibu Tutik yang ada di Indonenesia, berbekal dengan keterangan yang didapat dari Ibu Tutik bahwa dia mempunyai empat orang anak dan kakak kandung, sehingga mendapatkan nomor kontak yang bisa dihubungi agar ibu Tutik bisa pulang ke Tanah Air.
"Bahkan waktu itu saya berinisiatif untu membuat Group WhatsApp, agar bisa membangun komunikasi dengan anak -anaknya serta kakak kandungnya, agar bisa menemukan solusi terkait kepulangan Ibu Tutik ke Tanah Air, mengingat beliau inikan sakit stroke dan jantung sesuai dengan keterangan dari pihak Rumah Sakit yang merawatnya, apalagi disarankan sama pihak rumah sakit untuk pemulihan, cuma putut saya sayangkan terkait respon dari anak -anaknya, setelah saya masukan di group tiba -tiba mereka leave/keluar dari Group yang saya buat," Urainya.Dewi juga mengatakan bahwa dia sendiri sudah melaporkan terkait dengan meninggalnya Tutik ke Pihak Kepolisian Diraja Malaysia, bahkan sudah dibuatkan surat keterangan kematiannya serta kronologisnya, begitu juga dengan pihak KBRI, Konsulat RI yang ada di Malaysia, sebagai perwakilan Lembaga Human Trafficking Watch (HTW) dia berharap agar ada tindak lanjut dari pihak -pihak terkait khususnya pemerintah Indonesia untuk kepulangan Jenasah, sesuai dengan informasi yang di dapat dari Konsulat dan KBRI bahwa pihak -pihak tersebut sudah menyurati Pemerintah Provinsi Jawa Timu dan Pemkab Kediri.
"Intinya saya selaku Perwakilan Human Trafficking Watch (HTW) mendesak pemarintah agar segera menindak lanjuti, apalagi info terbaru saya sudah komukasikan sama kakak Kandung almarhumah Tutik melalui pesan chat WhatsApp, bahwa kakak -kakaknya sudah tidak peduli, saya sendiri sebagai perwakilan HWT di Malaysia siap mengunakan anggaran saya pribadi kalaupun memang Ibu Tutik ini sebatang kara, tapi jenasah ini kan mempunyai keluarga dan anak -anak, apa lagi sudah meninggal dan wajib hukumnya untuk membantu kepulangannya ke Tanah Air," pungkas Dewi Kolifah.
Adapun bukti -bukti komukasi yang dibangun oleh Dewi Kolifah ke Kakak Kandungnya almarhumah Tutik melalui chat WhatsApp, demikian kalimat balasan " HANYA CUCURAN AIR MATA, manakala aku membayangkan kesedihan adikku di saat sakaratul maut tanpa ada familinya disampingnya. Terlebih dg 'sikon'keterbatasanku yg tdk mampu untuk mengambil adikku pulang ke lndonesia. HARUS BERTERIMA KASIH dan BERSYUKUR kami sklrga kpd 'Anda-Bpk, dan/lbu" yg telah sudi memberikan kepeduliankemanusiaan dan sekaligus SAUDARA MUSLIM dg bimbingan SYAHADAT.... "Mudah -mudahan KEBAIKAN Anda senantiasa kami kenang sklrga dan insylhakan saya balas jasa ini semampu kami"DENGAN DOA BAROKAH"-- apakah benar, anda lbu KHOLIFAH, DEWI ?..., agar nama ini nanti senantiasa saya sebut dalam doa2 kami.
Tidak sampai disitu saja, Muchamad Soleh selaku kakak kandungnya Tutik membalas komunikasi melalui chat invoice yang dikirim kan kepada Dewi Kolifah, bahwa pihak keluarga yang ada di Indonesia hanya bisa pasrah, mengingat mereka sendiri bukannya tidak peduli sama kakaknya tapi selama ini Ibu Tutik selama jadi TKW baik itu di Arab Saudi maupun Malaysia tidak perna memberikan kabar atau memberikan informasi terkait keberadaanmya. Menurut Muchamad Soleh Ibu Tutik tidak perna mengirimkan uang sepeserpun kepada keluarga yang ada di Indonesia, baik itu ke saudara - saudaranya maupun ke Anak kandungnya.
Lewat kejadian ini memberikan suatu pelajaran yang paling berharga, seburuk -buruknya Ibu kandung, tapi dia adalah ibu yang perna melahirkan, menyusui dan membesarkan, tidak ada alasan kita sebagai anak untuk tidak mencintai dan menyayangi, kita bisa seperti ini karena itu bagian dari perjuangan seorang ibu kandung disaat di mengandung, berjuang melawan maut saat -saat dimana waktu dia melahirkan, sayangi ibu kita selagi masih hidup dan masih diberikan kesempatan, mengingat kesempatan itu tidak bisa datang dua kali, pada akhirnya yang ada hanya penyesalan yang mendalam, momen itu tidak akan perna kembali, buat Pemerintah agar turut hadir dan memberikan solusi yang terbaik terkait dengan kepulangan Ibu Tutik ke Tanah Air.