Banjir Bandang di Guci Tegal: Peringatan dari Hulu Sungai Gung

Banjir Bandang di Guci Tegal: Peringatan dari Hulu Sungai Gung



TEGAL - Deras air cokelat bercampur lumpur dan batang kayu tiba-tiba menerjang kawasan wisata Pemandian Air Panas Pancuran 13 Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (21/12/2025) sore. Suasana yang sebelumnya dipenuhi wisatawan berubah menjadi kepanikan ketika aliran Sungai Gung meluap setelah hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah pegunungan sejak siang hari.

Banjir bandang itu menyapu area pemandian, jalur pejalan kaki, serta sejumlah kios dan fasilitas penunjang wisata. Material batu dan kayu menghantam bangunan semi permanen, meninggalkan jejak kerusakan dan endapan lumpur setinggi betis orang dewasa.

Berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, hujan dengan intensitas tinggi berlangsung lebih dari tiga jam di kawasan hulu Sungai Gung. Curah hujan tersebut menyebabkan debit air meningkat drastis dan melampaui daya tampung sungai, hingga akhirnya meluap ke kawasan wisata yang berada tak jauh dari aliran sungai.

“Kenaikan debit terjadi sangat cepat. Air membawa material dari hulu,” ujar seorang petugas BPBD di lokasi kejadian.

Fenomena ini kembali menegaskan karakter kawasan Guci yang berada di wilayah perbukitan dengan kontur curam. Ketika hujan deras turun dalam durasi panjang, aliran permukaan dari hulu sungai dengan mudah berubah menjadi banjir bandang.

Saat kejadian, kawasan Pancuran 13 masih dipadati pengunjung yang memanfaatkan akhir pekan. Petugas pengelola bersama aparat kepolisian dan relawan segera mengarahkan wisatawan untuk menjauh dari area sungai dan mencari tempat yang lebih aman.

Pengelola wisata menghentikan seluruh aktivitas dan menutup sementara kawasan pemandian. Sejumlah wisatawan terlihat dievakuasi dalam kondisi basah dan berlumpur, sebagian lainnya memilih meninggalkan lokasi secara mandiri.

Hingga Minggu malam, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa. Namun, petugas masih melakukan pendataan terhadap kemungkinan korban luka serta kerugian material.

Banjir bandang tidak hanya merusak fasilitas wisata, tetapi juga berdampak langsung pada pelaku usaha kecil di sekitar kawasan Guci. Kios makanan, warung suvenir, dan tempat penyewaan perlengkapan wisata dilaporkan mengalami kerusakan akibat terjangan air dan lumpur.

Bagi warga setempat, peristiwa ini menjadi pukulan ganda. Musim libur yang biasanya mendongkrak pendapatan justru diwarnai bencana yang memaksa penutupan kawasan wisata.

“Kalau ditutup lama, kami kehilangan pemasukan,” ujar seorang pedagang yang kiosnya terdampak banjir.

Bencana ini kembali memunculkan sorotan terhadap tata kelola lingkungan di kawasan hulu Sungai Gung. Sejumlah pengamat lingkungan menilai, selain faktor cuaca ekstrem, perubahan tutupan lahan di wilayah hulu turut memperbesar risiko banjir bandang.

Alih fungsi lahan, pembukaan kawasan wisata, dan pembangunan di daerah resapan air dinilai berkontribusi terhadap menurunnya kemampuan tanah menyerap air hujan.

“Guci adalah kawasan rawan. Setiap hujan ekstrem, potensi banjir bandang selalu ada jika tidak diimbangi pengelolaan lingkungan yang ketat,” kata seorang pemerhati lingkungan setempat.

Pemerintah Kabupaten Tegal menyatakan fokus pada penanganan darurat, pembersihan material banjir, serta evaluasi keamanan kawasan wisata sebelum dibuka kembali. Aparat gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan masih disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan hujan susulan.

Masyarakat dan wisatawan diimbau meningkatkan kewaspadaan, terutama saat hujan deras mengguyur kawasan pegunungan. Pemerintah daerah juga diminta memperkuat sistem peringatan dini dan meninjau ulang pengelolaan kawasan wisata yang berdekatan dengan aliran sungai.

Banjir bandang di Pancuran 13 Guci menjadi pengingat bahwa kawasan wisata alam menyimpan risiko yang tidak kecil. Di tengah meningkatnya kejadian cuaca ekstrem, keselamatan manusia dan keberlanjutan lingkungan semestinya menjadi prioritas utama, melampaui kepentingan ekonomi jangka pendek.(*)
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال