
Simulasi tersebut memperagakan skenario penanganan eskalasi unjuk rasa yang berubah menjadi aksi anarkis. Ratusan personel kepolisian dikerahkan untuk mengatasi massa pengunjuk rasa yang awalnya tenang, namun tiba-tiba bertindak brutal.
Skenario Menegangkan: Pembakaran dan Penjarahan Dihadapi Aparat
Skenario Sispamkota kali ini cukup menegangkan dan realistis. Massa pengunjuk rasa digambarkan mulai bertindak anarkis dengan melempar berbagai benda ke arah aparat keamanan. Situasi semakin memanas ketika massa juga melakukan aksi pembakaran dan penjarahan di lokasi simulasi.
Meski demikian, ending dari latihan ini menunjukkan kesiapan aparat. Polisi dari berbagai kesatuan yang terlibat mampu bertindak sigap, menghalau massa anarkis, dan berhasil membawa situasi kembali normal serta kondusif.
Kapolda Jatim Irjen Pol. Nanang Avianto menegaskan bahwa simulasi Sispamkota ini adalah bentuk kesiapan nyata Polri dalam menjaga Kamtibmas. Ia menekankan pentingnya latihan semacam ini untuk memastikan anggota siap menghadapi segala bentuk gangguan keamanan, terutama kerusuhan.
“Ini akan kontinu dilakuakan supaya anggota kita siap kapanpun dibutuhkan,” ucap Irjen Pol. Nanang Avianto, memastikan bahwa latihan penanganan gangguan Kamtibmas akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, Kapolda Nanang Avianto mengingatkan bahwa menjaga keamanan bukan hanya tanggung jawab aparat, melainkan tanggung jawab bersama. Sinergi antara seluruh aparat keamanan dengan pemerintah daerah dan masyarakat menjadi kunci utama dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif.
“Saya yakin masyarakat Jawa Timur cinta terhadap wilayahnya. Kita semua memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga keamanan dan ketertiban bersama,” pungkas Kapolda Jatim, menekankan bahwa dukungan masyarakat untuk menjaga stabilitas di Jawa Timur sangatlah dibutuhkan.(*)