
Acara pembukaan yang berlangsung maraton ini memecahkan kebekuan ruang seni lokal dengan konsep perjalanan pameran yang belum pernah ada sebelumnya. Para kolaborator, seniman, dan awak media diajak menyelami karya seni kontemporer dan tradisional dalam satu rangkaian waktu, mulai dari sore hingga malam hari.
Rangkaian acara dimulai pada pukul 14.00 WIB dengan ramah tamah di Rumah Seni Pecantingan, yang dikenal sebagai salah satu ruang kreatif paling dinamis di Sidoarjo. Suasana kental seni dan budaya langsung terasa saat konferensi pers diadakan, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas komunitas dalam memajukan ekosistem seni.
"Sidoarjo tidak kekurangan bakat. Dengan 'Sidoarjo In Flux', kami ingin menunjukkan bahwa seni itu bergerak, tidak statis. Konsep perjalanan ini melambangkan pergerakan ide dan energi kreatif dari satu titik ke titik lainnya, menyatukan berbagai perspektif seniman," ujar Bima Arisandi, salah satu kurator pameran, dalam sesi konferensi pers.
"Dekesda bangga menjadi bagian dari inisiatif monumental ini. Ini bukan sekadar pameran, ini adalah deklarasi bahwa seni dan budaya adalah denyut nadi Sidoarjo. Kami melihat antusiasme besar, dan ini menjadi energi baru bagi para seniman tradisi maupun kontemporer untuk terus berkarya tanpa batas," kata Ribut Wijoto, Ketua Umum Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda).
Puncak acara pembukaan berpusat di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Jalan Malik Ibrahim No. 39. Setelah media preview pameran, acara ditutup dengan diskusi ringan dan ramah tamah bersama para kolaborator. Rumah Budaya Malik Ibrahim, yang selama ini dikenal sebagai pusat literasi dan budaya, menjadi penutup yang elegan, menyajikan karya seni sebagai jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan Sidoarjo.
"Kami menyambut baik inisiatif luar biasa ini. Rumah Budaya Malik Ibrahim hadir sebagai rumah bersama, tempat ide-ide baru bersemi dan sejarah dihargai. 'Sidoarjo In Flux 2025' adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi dapat menciptakan dampak yang jauh lebih besar. Kami berharap pameran ini tidak hanya dinikmati, tetapi juga menginspirasi kesadaran akan pentingnya melestarikan dan mengembangkan seni budaya," tutup Dail
Pameran Sidoarjo In Flux 2025 ini menjadi penanda baru geliat seni Sidoarjo yang transformatif, mendorong batas-batas ruang pameran tradisional dan menyajikan sebuah pengalaman seni yang kohesif dan berkesan bagi seluruh audiens.(Redaktur/Arifin)