Di bawah rembulan yang samar dan lantunan doa yang mengalun pilu, sorot mata masyarakat tertuju pada pemandangan yang menghangatkan hati: personel Koramil 0829-08/Tragah yang berbaur dengan warga. Dengan seragam lorengnya, kehadiran TNI bukan hanya sekadar basa-basi belasungkawa, melainkan wujud nyata gotong royong dan kemanusiaan.
Mereka bahu-membahu membantu prosesi pemakaman—mulai dari mengatur arus pelayat, menggendong keranda, hingga memastikan seluruh kegiatan berlangsung aman dan tertib. Aksi ini menjadi penguat moral bagi keluarga yang tengah berduka mendalam.
Komandan Rayon Militer (Danramil) 0829-08/Tragah, Kapten Inf Badrud Mutammam, mengungkapkan rasa duka yang mendalam atas musibah yang merenggut nyawa salah satu putra terbaik desa tersebut.
"Kami semua turut berbelasungkawa atas kepergian almarhum. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Kapten Badrud Mutammam dengan penuh empati.
Ia menegaskan bahwa peran TNI di tengah masyarakat melampaui tugas pengamanan. "Keberadaan TNI di tengah masyarakat bukan hanya dalam tugas pengamanan, tetapi juga dalam wujud kepedulian dan kebersamaan di saat-saat sulit," tambahnya, menekankan filosofi TNI bersama Rakyat.
Musibah robohnya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo yang menelan puluhan korban jiwa telah menyisakan kesedihan nasional, dan malam itu duka itu terasa sangat dekat di Bangkalan. Meskipun diselimuti kesedihan, malam pemakaman tersebut memancarkan rasa hangat dari kebersamaan.
Sinergi antara TNI, aparat kepolisian, pemerintah desa, dan seluruh elemen masyarakat menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan gotong royong tetap hidup kuat. Kehadiran Koramil 0829-08/Tragah menjadi bagian nyata dari denyut kepedulian itu, menegaskan komitmen TNI untuk selalu hadir, tanpa memandang waktu dan keadaan, di setiap denyut nadi kehidupan masyarakat. Tragedi ini sekali lagi membuktikan bahwa dalam kesulitan, bangsa ini bersatu dalam kepedulian.